BusLorena memiliki rute Jakarta - Surabaya serta tujuan ke luar pulau seperti Madura, Bali dan Denpasar. Sampai sekarang, bus yang memiliki beberapa layanan kelas ini sudah memiliki banyak rute. Jakarta - Wonosobo. Eksekutif: Rp100.000. Bisnis AC: Rp90.000. Jakarta - Bb Sari. Eksekutif: Rp90.000. Eksekutif = Rp. 95.000,Super Eksekutif
jasabuspariwisata-bus-pariwisata-super-executive Selain bus AKAP yang memiliki layanan kelas Super Executive seat 2-1, di beberapa PO Bus Pariwisata pun juga menyediakan layanan kelas Bus Pariwisata Super Executive. Karena saat ini kebutuhan akan bus pariwisata bermacam-macam dari yang murah/bisnis dengan pelayanan standar sampai Bus Pariwisata Super Executive dengan berbagai keunggulan fasilitasnya yang mewah. jasabuspariwisata-bus-pariwisata-super-executive-rosalia-indah Bagi anda yang ingin melakukan perjalanan wisata dengan fasilitas yang mewah dan sensasi yang baru dengan Bus Pariwisata Super Executive, kini banyak PO bus yang menyediakan armadanya, terutama di Jakarta. Kehadirannya meramaikan pasar bus pariwisata disambut dengan baik oleh masyarakat pengguna jasa transportasi wisata sehingga menjadi alternatif dalam layanan jasa bus pariwisata. Bus Pariwisata Super Executive hadir dengan keunggulan fasilitasnya dan layanan crew yang ramah, profesional dan handal di bidang pariwisata. jasabuspariwisata-bus-pariwisata-super-executive-me Di Jakarta ada beberapa PO bus yang memiliki Bus Pariwisata Super Executive diantaranya Panorama dan Aerotrans dengan fasilitas yang lengkap dan mewah semakin memanjakan konsumen yang menggunakannya. Sedangkan Bus Pariwisata Rosalia Indah Super Executive adalah bus AKAP atau ngeline yang bisa digunakan untuk Bus Pariwisata. Dengan selalu menggunakan armada terbaru semakin membuktikan komitmen bahwa pihak managemen Bus Pariwisata Super Executive ingin memberikan nilai lebih kepada konsumennya. Sehingga kenyamanan dan keamanan serta kesan anda saat di perjalanan berwisata selalu menjadi prioritas Bus Pariwisata Super Executive. jasabuspariwisata-bus-pariwisata-super-executive-panorama Berikut ini kami rincikan fasilitas yang tersedia di Bus Pariwisata Super Executive Armada terbaru dan terawat Bus Rosalia Indah seat 2 – 1 kapasitas 23 seat + toilet Bus Panorama seat 2 – 1 kapasitas 28 seat Bus Aerotrans seat 2 – 1 kapasitas 27 seat + leg rest Full AC Reclining Seat LCD TV VCD + DVD + MP3 USB Mic +Karaoke Charger Plugin Seat Belt Demikian beberapa fasilitas Bus Pariwisata Super Executive yang tersedia, kami menjamin anda sebagai pengguna jasa Bus Pariwisata Super Executive akan terpuaskan dengan armadanya yang exclusive yang membuat perjalanan wisata semakin berkesan, sesuai dengan motto kami ” Satu Perjalanan Sejuta Cerita ” dengan berbagai destinasi tujuan wisata anda atau keperluan perjalanan lainnya. jasabuspariwisata-bus-pariwisata-super-executive-aerotrans Kami AJB Tour & Trans sebagai agen bus pariwisata terbaik dan berkualitas di Jakarta juga menyediakan Bus Pariwisata Super Executive untuk perjalanan wisata anda, karena kami adalah pilihan yang terbaik. Silahkan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut tentang Bus Pariwisata Super Executive, kami siap bermitra dengan anda untuk memberikan pelayanan transportasi pariwisata terlengkap untuk berbagai kebutuhan anda. Kami akan selalu menawarkan armada Bus Pariwisata terbaru dan terbaik, karena kami tahu apa yang harus kami berikan untuk anda, yaitu melayani dengan hati, tulus, jujur, amanah, barokah dan ibadah demi mendapatkan harga terbaik dan pelayanan terbaik. Tentunya pilihan armada bus pariwisata menyesuaikan budget anda, bagi kami ” Ada Harga Ada Kualitas .”
Menurutdia, tiket sleper bus untuk sekali perjalanan dari Purwokerto menuju Jakarta atau sebaliknya, calon penumpang dikenakan tarif Rp 210 ribu. Sedangkan, jika dari Wonosobo dikenakan tarif Rp 240 ribu. "Tetapi, untuk yang membawa keluarga dengan anak di bawah usia lima tahun, tidak dikenakan biaya tiket," ujarnya. Armada Karina Kelas Super Executive Karoseri Adiputro New Marcopolo Mesin MB 1521 Intercooler Trayek Jakarta-Surabaya-Malang Tarif Rp Sekarang Rp Fasilitas Snack -Servis makan 1x -Smooking areaSekitar pukul beberapa armada nampak mulai meninggalkan RM, Nusantara berwarna biru yang pertama melanjutkan perjalanan, disusul Haryanto dengan label The Ocean yang tertulis di bagian bawah bus, Sindoro Satria Mas dan beberapa Harapan Jaya juga menyusul. Dari kejauhan aku melihat asap hitam yang mengepul keluar dari knalpot bus yang kutumpangi, pertanda mesin telah dinyalakan dan akan segera melanjutkan perjalanan, akupun segera memasukkan kamera dan menaiki bus kembali. Bus pun dengan perlahan mulai mundur dan di saat bersamaan banyak Lorena-Karina lainnya baru saja memasuki RM, sepertinya kami menjadi armada Lorena Grup pertama yang tiba di RM ini. Tepat pukul bus melanjutkan perjalanan menyusuri pantai utara Jawa. Memasuki Tol Pejagan bus terlihat berjalan santai di sisi kiri jalan, kondisi tol saat itu sepi, beberapa mobil pribadi dengan cepatnya mendahului busku dari kanan jalan, tak ketinggalan bus Cirebonan, Bhineka juga ikut mendahului Karina ini. Sampai di daerah Tegal-Pekalongan, aku lupa dimana tepatnya, busku melambatkan lajunya dan berbelok ke sebuah tempat, aku sendiri bingung dimanakah ini? Saat bus berhenti dan kru menyalakan lampu di dalam kabin, penumpang lain mulai turun, akupun mengikuti. Aku coba menebak mungkin tempat ini semacam rest area, karena ketika aku coba berkeliling banyak kujumpai barisan toko-toko baju dan kain yang telah tutup. Di ujung lorong terdapat mushola yang sangat luas, hanya sebuah ruangan sangat lebar yang diberi karpet sajadah untuk shalat bagi muslim. Walaupun begitu aku sendiri masih ragu, masa iya rest area minim penerangan seperti ini. Di ruangan terbuka tepat di depan tempat parkir ada sebuah penjual bakso, kulihat beberapa penumpang lain sedang duduk menunggu pesanannya datang, tak mau ketinggalan akupun memesan semangkuk. Setelah kurasa cukup, aku mulai meninggalkan smoking area menuju ke jalur pemberangkatan Patas Malang-Surabaya, kudapati sebuah bus Kalisari berbalut body Setra standby di jalur tesebut. Tap..tap..dengan perlahan aku menaiki bus itu, dan ketika sampai di kabin kudapati masih banyak kursi yang kosong, langsung saja ku tempati kursi di bagian agak belakang. Kurang lebih 10 menit sejak aku duduk bus akhirnya mulai bergerak mundur dan meninggalkan terminal dengan load factor 75%. Perjalanan cukup lancar, tak tampak ada kepadatan kendaraan yang berarti, bahkan di daerah Porong yang beberapa jam sebelumnya cukup padat kali ini lancar di kedua arah. Pukul aku tiba kembali di Terminal Bungurasih, Surabaya. Suasana area kedatangan siang menjelang sore ini cukup riuh dengan suara knalpot bus mengerang dengan kerasnya tatkala bus-bus yang baru saja menurunkan penumpangnya mulai berjalan dengan cepatnya menuju ke dalam area parkirnya. Suasana orang-orang yang hiruk pikuk pun tak kalah serunya, ada yang begitu turun dari bus langsung menuju ke arah tertentu tanpa ragu, ada pula yang menengok kesana kemari menggambarkan ekspresi kebingungan terlihat jelas di wajahnya, interaksi calo dan petugas loket yang menawarkan tiket kepada orang-orang yang hendak memasuki terminal untuk menaiki armadanya, petugas terminal dengan tumpukan uang pecahan ribuan di tangannya tampak cekatan menghentikan orang-orang yang akan masuk ke dalam terminal agar membayar retribusi dan suasana lain yang tak bisa kusebutkan semua di sini menjadikan sore itu nampak berwarna. Dengan rasa kantuk yang mulai menyerang toh tak menghalangiku untuk tetap menjalankan ritual. Aku masuk ke dalam terminal melalui jalur masuk bus, bukan bermaksud untuk menghindari iuran retribusi/ peron namun untuk mempercepat ke tempat dimana bus-bus parkir sehingga aku bisa dengan segera memotretnya. Alasan yang mengada-ada, padahal melewati gerbang masuk penumpang pun juga sama dekatnya tapi entah kenapa kaki ku saat itu dengan refleksnya menyusuri jalur dimana bus-bus dengan raungan knalpotnya tadi masuk ke dalam terminal. Mulailah aku berkeliling mengabadikan satu per satu bus yang ku jumpai. Banyak sekali bus yang ketemui, namanya juga terminal, mulai dari Restu, Hafana, Akas, Jaya, tak ketinggalan penguasa jalur Surabaya-Yogyakarta Sumber Kencono dan Eka Mira. Terminal Bungurasih ini mungkin bisa dikatakan merupakan tempat favorit bagi bis mania, karena keanekaragaman tipe-tipe chasis bus, mesin dan livery/striping yang menempel pada body bus yang dapat dijumpai di sini. Tak hanya chasis dengan mesin-mesin keluaran terbaru saja, namun chasis yang sudah tergolong tua seperti Mercedes OH 1113, 1518, Hino RK174, RG dapat kita temukan parkir di suatu sudut di terminal ini. Kalau di seputaran JABODETABEK mungkin kita sulit untuk menemui berbagai macam body-body bus lawas/tua, ya disinilah tempat yang tepat. Satu objek yang menjadi perhatianku saat itu adalah bus AKAS, bus yang melayani berbagai jurusan di Jawa Timur, Bali, hingga Madura ini mempunyai banyak sekali tipe body lawas. Tipe wiper penyapu air hujan yang terletak di bagian atas pun masih bisa kita jumpai di bus ini, padahal sekarang sudah jarang ada bus yang menggunakannya. Tak lama aku berkeliling untuk mengabadikan bus-bus yang kujumpai karena rasa kantuk yang amat sangat, area parkir bus AKAP yang belum sempat ku kunjungi dengan terpaksa ku urungkan. Rencanaku saat itu adalah mencari penginapan untuk beristirahat hingga tengah malam nanti dan melanjutkan perjalanan dengan bus Patas Eka menuju Yogyakarta, namun rencana tinggallah rencana. Seperti yang ku alami saat memilih untuk menggunakan pesawat atau bus di awal cerita ini, kali ini pun kejadian serupa terjadi lagi, "oi! kalau bisa tidur di dalam bus, buat apa tidur di penginapan". Mulailah aku mencari-cari destinasi yang cocok untuk rencana mendadak ini, mulai dari Jember, Banyuwangi, hingga Kediri atau Tulungagung. Sebagai bahan pertimbangan aku langsung menuju ke jalur pemberangkatan bus Patas untuk melihat langsung kondisi bus-busnya. Akhirnya pilihan jatuh ke Tulungagung menggunakan bus Harapan Jaya. Naiklah aku ke dalam Bus Harapan Jaya tujuan Tulungagung dengan body Galaxy AirS, karena baru saja memasuki jalur keberangkatan maka masih banyak kursi yang kosong, aku duduk di baris ke dua dari depan. Bus dengan cepat terisi penumpang, tak sampai 10 menit seingatku bus sudah penuh dengan penumpang. Dari keadaan tersebut sepertinya bus Patas ini menjadi primadona bagi masyarakat yang hendak bepergian ke arah Kediri dan Tulungagung karena untuk Patas memang tidak berhenti/ ngetem di berbagai terminal yang disinggahi untuk mencari penumpang sehingga waktu tempuh bisa lebih cepat, bebeda dengan bus ekonomi maupun ATB yang akan mencari penumpang di sepanjang perjalanan. Pukul bus berangkat, akupun tak lama kemudian tertidur, di tengah perjalanan aku sempat terbangun dengan kondisi hujan turun dengan derasnya dan lalu lintas yang padat membuat bus berjalan lambat, namun entah posisi saat itu berada dimana, aku tak berusaha untuk mencari tau, kembali tertidur. Pukul aku tiba di Terminal Tulungagung dengan rasa kantuk yang masih amat sangat, perjalanan empat jam ini toh ternyata belum bisa mengusir rasa kantuk dan lelahku. Setelah turun dari bus kami para penumpang disambut banyaknya tukang becak yang menawarkan jasanya. Sekilas Terminal Tulungagung ini tidak terlalu luas, di bagian tengah masih tertutup papan-papan besar karena masih dalam tahap konstruksi, di bagian pinggir terminal dipenuhi toko penjual buah. Belum sempat berpikir ingin kemana di kota ini, aku melihat bus Harapan Jaya lainnya yang mulai bergerak dengan perlahan dari tempat parkirnya, itu adalah Harapan Jaya tujuan Surabaya, namun ada sisi yang special dari bus ini. Sisi specialnya adalah bahwa ia menggunakan chasis Volvo dengan tipe Volvo B7R dengan mesin yang telah diganti dengan Mitsubishi RM. Chasis ini sebenarnya jarang digunakan di Indonesia karena selain harga juga kebutuhan spare part yang katanya sulit didapat. Jujur saja untuk ke-tiga kalinya aku harus memiih untuk menaikinya atau tidak, karena sebenarnya aku ingin jalan-jalan sejenak di kota ini. Untuk Ke-tiga kalinya pula batinku yang berteriak-teriak "woi buruan naik tuh cuy, Volvo loh...Volvo...nanti nyesel kau kalau tak naik...buruan kejar !!!", "ember ah, Volvo mesin Fuso cuy, gimana ya ?" Walau sempat ragu akupun menyerah dan mengikuti maunya. Kali ini aku duduk di baris paling depan sebelah kanan, kontras dengan perjalanan sebelumnya dari Surabaya penumpang sore itu cukup sepi. Bus menyusuri jalanan Tulungagung-Kediri dengan santainya, kondektur mulai menagih ongkos sebesar Rp dan memberikan selembar karcis, suasana di dalam kabin pun cukup tenang karena sedikitnya penumpang yang naik. Tak ada aksi kejar-kejaran dengan bus lain, sesekali menaikkan penumpang yang meyetopnya di pinggir jalan. Memasuki Terminal Tamanan Kediri yang gelap dan sepi tidak ada tambahan penumpang yang naik. Bus kembali berjalan menyusuri aspal jalanan, air suspension system yang digunakan dalam chasis Volvo ini memang sangat nyaman, terbukti saat melewati jalanan yang rusak tetap nyaman dan minim getaran. Memasuki Jombang beberapa penumpang mulai turun, bus yang sedari tadi berjalan sangat lamban mulai menambah kecepatannya. Pukul aku tiba kembali di Terminal Bungurasih, Surabaya. Makin malam, makin ramai. Mungkin kata-kata itulah yang cocok untuk menggambarkan suasana di ruang tunggu keberangkatan Terminal Bungurasih, Jumat malam itu. Sejak pukul aku sudah duduk santai di kursi bagian pinggir sehingga dengan mudah aku bisa melihat keadaan di jalur keberangkatan bus yang persis di samping ruang tunggu ini, dan semakin lama suasananya makin dipenuhi oleh calon penumpang. Kursi-kursi yang tersedia sudah mulai penuh sehingga banyak juga yang berdiri di jalur keberangkatan. Pukul aku memutuskan untuk ke jalur pemberangkatan bus Patas Eka yang berada di jalur satu. Para calon penumpang yang menunggu bus Eka pun juga terlihat ramai namun hingga pukul tak ada satu bus Eka pun yang masuk, alhasil calon penumpang pun membludak. Tiba-tiba ada pengumuman dari petugas terminal yang memberitahukan bahwa masih ada dua armada bus Eka di poolnya dan akan segera di berangkatkan ke terminal. Sunyi, entah kenapa banyaknya calon penumpang yang ada saat itu tidak membuat suasana di jalur satu malam itu menjadi riuh, mungkin karena mayoritas dari mereka sama seperti ku, single traveler, terlihat dari pola mereka menyebar yang nampak sendiri-sendiri dan tidak bergerombol, sehingga tak ada keharusan harus bersuara dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Pukul belum ada tanda-tanda bus akan datang, sudah tiga jam aku menunggu di terminal ini, calon penumpang pun semakin membanjiri jalur satu. Karena makin dibanjiri manusia aku memilih untuk berpindah tempat ke bagian depan, jadi kalau nanti bus datang aku mungkin bisa mendahului mereka yang menunggu di bagian tengah untuk naik ke dalam bus. Saat itu rencanaku maksimal sampai jam dua dini hari saja untuk menunggu bus Eka, kalau tidak ada aku akan beralih menggunakan bus-bus ATB Sumber Kencono ataupun Mira, karena jika menunggu lebih lama maka akan terlalu siang tiba di Yogyakarta nanti dan aku juga belum memesan tiket bus untuk pulang ke Depok. Riuh, suasana tiba-tiba menjadi ramai oleh suara tapak-tapak kaki manusia yang berlarian menuju ke suatu arah dimana sebuah benda dengan panjang kurang lebih 11 meter dengan mata yang bercahaya sangat silau bergerak menuju ke arah kerumunan manusia tadi, akhirnya datang bus yang ku tunggu, finally. Bus akhirnya tiba, beberapa penumpang yang berada di bagian depan mendadak beralih profesi menjadi stunt man & woman dadakan. Saat bus berjalan menuju arah kami, mereka bergerak ke arah tengah, memaksa bus untuk berhenti. Mereka sukses, bus berhenti, kami yang menunggu di bagian agak depan segera begerak masuk ke dalam bus sementara mungkin yang menunggu di bagian tengah jalur hanya bisa diam melihat kami masuk ke dalam bus. Doc foto ikhsanwibowo, Sayangnya saat berdesakan masuk ke dalam bus, aku sudah melihat kalau sepertinya bus ini sudah membawa penumpang yang naik dari poolnya sehingga kemungkinan banyak penumpang lain yang tidak akan kebagian tempat duduk. Aku berhasil masuk, dan duduk di bagian tengah, dengan cepat bus terisi penuh. Dari tempatku duduk aku bisa melihat mereka yang tidak terangkut nampak kecewa dan memandangi bus dari luar, entah apa yang mereka pikirkan. Pukul bus meninggalkan terminal, bus dipacu cukup kencang dan karena tak dapat melihat dengan jelas ke arah luar aku memilih untuk tidur. Di daerah Ngawi aku dibangunkan oleh crew yang memberitahukan bahwa bus sebentar lagi akan beristirahat di Rumah Makan Duta Ngawi, hal serupa ia lakukan kepada penumpang lain yang tertidur. Pukul kami tiba di untuk servis makan. Bagi yang baru pertama masuk ke RM ini mungkin akan bingung tatkala tak menemukan di mana prasmanannya/ tempat untuk mengambil jatah makan gratisnya. Hal ini aku temui ketika beberapa orang yang nampak bingung mondar-mandir di bagian depan mencari sesuatu. Di RM ini kita cukup duduk saja dan menunggu hingga petugas RM mendatangi kita. Kita cukup memberikan kupon makan dan menyampaikan menu yang ingin di pesan, pesanan akan diantarkan kemudian. Aku memilih untuk memesan nasi rawon yang sudah terkenal kelezatannya di RM ini, para bis mania lain mungkin juga sudah tau akan hal itu. Semangkok rawon dengan cepat kulahap hingga tak tersisa. Selesai makan aku memilih untuk menunggu di depan bus, beberapa orang yang telah selesai pun nampak terlihat duduk-duduk di area depan RM. Beberapa penumpang terlihat mencoba untuk masuk ke dalam bus, namun gagal lantaran pintu bus masih terkunci. Pintu bus belum akan dibuka hingga akan berangkat nanti, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kasus pencurian barang bawaan penumpang yang terjadi saat bus sedang beristirahat di RM. Setelah 30 menit kami beristirahat bus diberangkatkan kembali, aku memilih untuk tidur lagi. Pukul akhirnya aku tiba di Terminal Giwangan, Yogyakarta, para penumpang sebagian besar turun, ada beberapa yang masih di dalam bus hendak melanjutkan hingga ke pemberhentian terakhirnya di Terminal Tidar, Magelang. Selamat datang di Jogja, kota pelajar. Rute Unik Sampailah akhirnya aku di terminal terbesar di Yogyakarta, setelah turun dari bus, layaknya di terminal lainnya aku dan penumpang yang turun disambut oleh gerombolan orang-orang yang menawarkan jasanya, entah becak ataupun taksi. Aku tak ambil pusing, cukup ku tolak dengan sedikit aksen jawa "mboten pak" tidak pak dan senyuman serta melangkah dengan mantapnya ke dalam bangunan terminal mereka pun menyingkir dengan sendirinya. Memasuki lorong terminal, yang di bagian kanan dan kirinya dipenuhi kedai para penjaja makanan yang begitu melihat ada orang yang akan masuk lorong mencoba untuk merayu orang-orang tersebut untuk hinggap di kedainya. Sampai di ujung lorong, aku berbelok ke kanan, menaiki anak tangga yang terbuat dari besi untuk menuju ke lantai dua dimana ruang tunggu penumpang berada. Di sebuah pos yang terletak di depan pintu ruang tunggu aku membayar retribusi Rp 500 dan masuk ke dalam. Suasana ruang tunggu penumpang pagi itu masih sepi, deretan tempat duduk berwarna silver lebih menang jumlah dibandingkan manusianya, satu-satunya pemecah kesunyian adalah sebuah LCD TV besar di bagian depan yang menyiarkan sebuah acara masik. Aku duduk sejenak di bagian pinggir dekat jendela. Dari posisiku aku dapat melihat suasana bus yang silih berganti datang dan pergi di pelataran terminal. Setelah kurasakan cukup, aku bergegas menuju kamar mandi dan mandi terlebih dahulu sebelum melanjutkan perburuan mencari tiket pulang. Pukul aku meninggalkan ruang tunggu menuju ke shelter Transjogja di bagian bawah, dengan transit tiga kali di berbagai shelter dan bertanya ke petugas ticketing aku berhasil sampai di Perburuan tiket pulang kali ini bukan ke terminal kawan, tapi ke sebuah agen travel di Mojo. Mungkin kalian heran, kok malah naik mobil travel ? apa tidak bergejolak lagi tuh nuranimu yang dari awal cerita selalu berontak untuk naik bus? Eitt tunggu dulu, travel kali ini bukan sembarang travel, travel ini melayani Yogyakarta-Jakarta PP dengan armada bus besar dan lagi menggunakan kelas super executive, makanya ikutin terus ceritanya. Pagi menjadi makin terik tatkala matahari makin bergerak ke atas, aku dengan bantuan sebuah aplikasi gps di HP berjalan menyusuri trotoar jalan menuju agen travel yang kucari. Tak sulit untuk menemukannya, cukup berjalan lurus menyusuri trotoar sepanjang dan kita akan tiba di Mojo. Akhirnya aku tiba di tempat yang kucari, sebuah bangunan dengan ruangan depannya yang terbuka, di bagian ujung ruangan terdapat sebuah meja dengan seorang laki-laki yang duduk di belakangnya. Aku menghampirinya, "mas, mau pesan untuk ke Jakarta hari ini masih ada?", "oh ke Jakarta? agennya pindah mas" balasnya, "hah pindah?" aku kaget, "itu, alamatnya ada di situ" ia menunjuk ke sebuah kertas yang tertempel di sisi dinding. Dengan mengucapkan terima kasih aku meninggalkannya menuju sisi dinding di bagian depan dan kudapati sebuah kertas pemberitahuan bahwa agen travel tersebut pindah ke ruko di parkir selatan Stasiun Tugu. Dengan sedikit mengeluh aku mencari-cari jalan terdekat menuju stasiun lewat gps, namun kudapati jaraknya cukup lumayan. Dengan keringat yang mulai bercucuran aku terus melanjutkan berjalan kaki menuju stasiun, di tengah jalan sambil istitahat sejenak aku mencoba menelpon agen tersebut dengan referensi dari nomor HP yang tercantum di kertas pemberitahuan tadi. Kontak berhasil, "Pagi, ini dengan agen Rejeki Baru?" aku memulai percakapan, "iya betul" ia membalasnya, "hmm mbak hari ini masih ada kursi tidak ya ke Jakarta?", "nanti lima menit telpon ke sini lagi ya mas, tak cekkan dulu", "oke mbak" telepon ku akhiri. Dengan berharap-harap cemas aku menunggu lima menit untuk menelpon kembali, kalau ini sampai kehabisan aku harus mencari alternatif bus lain yang belum terpikirkan olehku. Lima menit berlalu, ku telpon kembali agen itu, "pagi, gimana mbak tiketnya?", "ada mas gimana?", "kalau yang single seatnya penuh ya?", "penuh mas, ini juga karena ada yang batal berangkat", "oh, oke, tiketnya aku ambil sekarang ya kesana", "iya mas", dengan mengucap terima kasi aku tutup pembicaraan kami. Dengan semangat aku mempercepat langkahku menuju stasiun, tak lama aku pun tiba di sana. Dengan cepat aku melunasi tiket seharga Rp dan diminta untuk berkumpul di sini pukul Karena sudah tenang mendpatkan tiket, aku makan soto sejenak di warung tak jauh dari agen travel tadi setelah itu dengan berjalan kaki lagi aku menuju Masjid Kauman, yang terletak di dekat keraton untuk beristirahat sambil menghabiskan waktu menunggu jam keberangkatan nanti. foto doc Rendra Habib, Suasana masjid siang itu cukup sepi, hanya ada aku yang duduk bersender pada salah satu tiang penyangga atap dan beberapa orang lainnya yang juga duduk bersantai dan berbaring di teras masjid. Masjid ini menjadi tempat favoritku untuk istirahat bila hanya sekedar transit di kota pelajar ini, daripada harus menyewa ruangan di hotel yang tentu harus merogoh kocek lagi. Makin siang keadaan cuaca makin panas saja, namun hal itu tak menghentikan sekelompok anak-anak yang bersekolah di SD yang terletak di depan masjid untuk kejar-kejaran kesana kemari mengejar bola yang dimainkannya, hingga suara adzan waktu sholat dzuhur yang berkumandang membubarkan mereka. Selepas melakukan ibadah dzuhur aku masih duduk-duduk santai di teras masjid, hingga pukul aku berangkat menuju agen travel menggunakan becak. Becak bergerak dengan perlahan menyusuri aspal jalanan siang itu, selepas alun-alun berbelok ke kiri, di perempatan lampu merah di samping gedung kantor pos berbelok ke kiri kembali, kemudian di sebuah pertigaan berbelok ke kanan, lalu lurus terus dan tibalah aku di parkir selatan Stasiun Tugu, Jogja. Dengan membayar Rp aku meninggalkan tukang becak tadi, sesampainya di agen travel aku menyerahkan tiketku untuk lapor kedatangan, disobeknya beberapa bagian dari tiketku dan ia kembalikan kepadaku secarik tiket yang tersisa. Durian runtuh, aku mendapat kabar kalau kursi single paling depan kosong karena penumpang yang batal berangkat dan petugas agen menawarkanku untuk menempati kursi itu, spontan saja aku mengiyakan dan mengucapkan terima kasih. Aku diminta untuk menunggu mobil jemputan yang akan mengantarkanku ke Magelang, dimana bus yang akan kunaiki berada. Karena jumlah penumpang dari Jogja sedikit maka bus standby di Magelang, sedangkan para penumpang dari Jogja hingga Muntilan akan dijemput dengan mobil dan diantarkan ke Magelang. Kira-kira menjelang pukul mobil jemputan datang, sebuah isuzu panther berwarna hitam, aku bergegas naik sedangkan si supir bersama petugas agen nampak sibuk mengangkat paket-paket ke bagian belakang mobil. Selesai loading paket, mobil berjalan dengan cepatnya meninggalkan agen, di sebuah agen setelah Terminal Muntilan menaikkan beberapa penumpang dan joss ke Magelang. Sayangnya, hujan deras tiba-tiba mengguyur tak jauh sebelum kami memasuki Terminal Travel Kebon Polo, Magelang, waktu itu pukul Keluar dari mobil aku langsung berlari ke pinggir sebuah bangunan dimana itu adalah agen Rejeki Baru Kebon Polo, terlihat ramai di dalam agen saat itu, mungkin mereka adalah penumpang travel yang ke Wonosobo atau mungkin juga penumpang ke Jakarta sepertiku. Karena oleh supir jemputan tadi aku diminta langsung naik saja ke bus maka dengan segera aku berlarian menerjang guyuran hujan menuju bus yang di parkir agak ke tengah. Saat tiba di atas kabin tampak banyak kursi yang sudah terisi penumpang, sepertinya bus ini dari tadi menunggu kedatangan kami, penumpang dari Jogja. Bus Super Executive ke-dua yang kunaiki dalam rangkain perjalan kali ini, Rejeki Baru Travel. Armada Rejeki Baru Travel Kelas Super Executive Karoseri Adiputro Jetbus HD Mesin Hino RK8 R260 Trayek Jakarta-Wonosobo-Magelang-Yogyakarta Tarif Rp Fasilitas -Antar jemput -Snack -Leg rest -LCD total 7 unit -Bantal -Selimut -non toilet Selepas meletakkan tas di bagasi atas aku segera duduk di kursi singleku, dari tempat dudukku dengan jelas aku dapat melihat pemandangan ke luar, Jetbus High Deck ini memang cukup tinggi sehingga kaca bus bagian depan terasa sangat besar dibandingkan bus-bus non high deck. Sebuah LCD berukuran 34 inch yang terpasang di bagian depan tak henti-hentinya menampilkan musik berbahasa jawa yang di putar lewat dvd player sementara di saat yang sama 6 buah LCD berukuran kecil yang terletak di bagian atas ikut menampilakan gambar visual dari musik yang sama. Di bagian lantai dari depan sampai belakang nampak beberapa buah keranjang sampah berwarna hijau, saat memandang ke bagian paling belakang aku menyadari bahwa bus ini tidak ada toiletnya. Tak lama berselang seorang crew masuk ke dalam bus, dengan cepat kepalanya terlihat berpindah dari sisi satu ke sisi lainnya, ia nampak menghitung kembali jumlah penumpang dan segera turun kembali setelah tugasnya selesai. Dari hasil pengamatanku hampir setengah dari kapasitas bus masih kosong, padahal saat memesan tiket sebelumnya ku ketahui bahwa kursi telah penuh terisi, kursi yang kududuki sekarang pun hasil pembatalan tiket keberangkatan orang lain. Berarti ada kemungkinan kursi-kursi kosong itu adalah milik penumpang di Wonosobo nanti. Perlu kalian ketahui rute bus ini cukup unik atau bisa dibilang juga aneh, mungkin cuma satu-satunya di Pulau Jawa, berangkat dari Magelang - Temanggung - Parakan - Wonosobo - Purbalingga - Purwokerto - Bumiayu - Brebes - Cirebon - Cikampek - Jakarta. Coba kalian ingat-ingat, apa ada bus antar kota lain yang memiliki rute seperti itu? karena umumnya bus-bus tujuan Jakarta akan melewati jalur utara via Semarang atau selatan via Kebumen. Pukul bus akhirnya meninggalkan Terminal Kebon Polo, hujan masih mengguyur namun tidak sederas beberapa waktu yang lalu. Dengan perlahan bus menyusuri jalanan Kota Magelang sampai bus memperlambat lajunya dan berhenti di sisi jalan raya, salah satu crew turun sementara driver tetap berada di tempatnya, barangkali mau ambil penumpang di agen pikirku saat itu. Tak lama crew yang turun tadi naik kembali ke dalam bus dengan membawa sebuah kardus besar yang ternyata berisi roti dan aqua botol. Bus kembali melaju sementara crew tadi dengan perlahan membagikan sebuah roti dan aqua botol yang di kemas dengan plastik bening kepada masing-masing penumpang. Kondisi lalu lintas sampai dengan Secang cukup padat sore itu oleh kendaraan mobil pribadi, sementara aku hanya beberapa kali berpapasan dengan Santoso dan Nusantara tujuan Semarang. Di pertigaan Secang bus berbelok ke arah kiri, kondisi jalan cukup lancar, tak ada kepadatan yang berarti, sementara hujan sudah mulai berhenti menyisakan butiran-butiran air gerimis yang membasahi kaca depan bus, sesekali driver bus menyalakan wiper untuk menghilangkan butiran itu. Duduk di posisi paling depan di kursi single bus super executive rasanya memang tiada duanya kawan, ku mundurkan sandaran kursi ke belakang secukupnya, legrest ku naikkan full sehingga kaki ku dapat lurus ke depan, hawa dingin menusuk tubuh dari semburan AC cukup kita akali dengan menyelimuti tubuh dengan selimut yang tersedia, pandangan yang luas ke depan ditambah kegelapan malam yang mulai menyusup perlahan-lahan benar-benar suatu feel yang tak bisa diuntaikan kata-kata. Kesendirian dalam perjalanan malam ini mungkin bisa di gambarkan dengan potongan sepenggal puisi karya mas Risang Raditya berikut,Kesendirianku dalam kehidupan… Bersama hitam menyusuri perjalanan… Tanpa sebait putih impian… Dan cahaya bisikan rembulan… Udah ya lebaynya, sekarang kita lanjutkan ke inti cerita. Selepas Secang, bus terus mendaki menuju Temanggung ditemani film man in black yang membuat beberapa penumpang sempat cekikikan pada beberapa adegan. Bus sempat berhenti sebentar di sebrang sebuah mini market dimana salah seorang crew turun untuk membeli gorengan, hehe laper pak? Lepas Temanggung suasana sudah gelap, pemandangan di luar kalau dilihat dari kaca samping benar-benar hitam, tak ada yang bisa dilihat kecuali sorot lampu dari kendaraan berlawanan arah yang berpapasan dari depan. Bus lain pun tak nampak, walau sempat sebelum masuk Parakan busku beriring-iringan dengan sebuah Santoso berchasis Mercedes Benz 1518. Chasis bus tua pun tak berarti menandakan bus berjalan lambat, tau busnya di dekati, Santoso tersebut malah menambah kecepatan dan tak terkejar. Bus terus menyusuri gelapnya malam di jalur Parakan-Wonosobo, dengan medan yang naik turun dan berkelok-kelok sesekali membuat busku harus berjalan perlahan. Pukul kami tiba di Rumah Makan di sebuah daerah sebelum masuk Kota Wonosobo, coba kuingat-ingat nama RM ini tapi tak ada sisa ingatan yang muncul. Rumah Makan yang disinggahi ini kecil saja, seperti family restoran/fast food, sangat bersih dan yang pasti variasi menu prasmanannya banyak sekali sampai bingung aku ingin mengambil yang mana. Tapi, karena tau kalau tidak ada servis makan gratis alias bayar sendiri dengan terpaksa aku memilih beberapa jenis sayur saja dan memesan semangkuk rawon, sempat shock tatkala petugas yang menuangkan kuah rawon beserta dagingnya ke dalam mangkukku dengan porsi yang besar, alamak banyak banget dagingnya, habis berapa nih ? daging sapi kan mahal, pikirku. Di ujung meja prasmanan sudah menanti kasir wanita yang akan menghitung total biaya yang harus di bayar, tak lupa aku mengambil segelas teh manis dan sepiring kecil buah-buahan untuk pencuci mulut. Dengan cepat kasir wanita itu melihat ke arah piringku dan tangannya terlihat menekan tombol-tombol angka di mesin kasirnya dan tiba-tiba beberapa digit angka berwarna hijau nampak dari layar kecil yang menghadap ke arahku dibarengi dengan suara dari si petugas itu "dua puluh dua ribu mas" , wah cukup murah juga, jadi teringat saat makan di sebuah RM di Indramayu dengan sepotong paha ayam kecil dan satu macam sayur dibandrol dengan harga Rp dengan cepat aku membayarnya dan pergi ke sebuah meja di dekat jendela untuk menyantapnya. Selesai menyantap seluruh makanan aku memilih untuk bersantai di luar yang saat itu cuaca mulai tidak bersahabat, hujan kembali turun cukup deras, ditambah hawa dingin yang makin menusuk saja. Saat menunggu kebarangkatan aku sempat berbincang-bincang dengan driver bus ini, dari pembicaraan itu ku ketahui bahwa bus Hino bermesin RK8 ini baru berusia kurang lebih satu bulan dan armada yang jalan dari arah barat baru berusia dua minggu. Pukul bus melanjutkan kembali perjalanan ditemani guyuran hujan tak kunjung reda. Dugaanku tepat, di agen Wonosobo banyak sekali penumpang yang naik, alhasil hanya menyisakan satu kursi kosong di bagian depan yang awalnya adalah kursiku sebelum dipindahkan ke kursi single. Selepas Wonosobo mataku tak dapat menahan kantuk yang mulai menyerang, ditambah hawa dingin yang cocok sekali untuk tidur, terlelaplah aku ke dalam alam mimpi. Aku terbangun ketika bus memasuki Purwokerto, lalu lintas sangat sepi sekali, tak banyak kendaraan yang lalu lalang, waktu itu sekitar pukul Saat hendak melanjutkan tidurku, bus memperlambat lajunya dan masuk ke SPBU dan parkir di salah satu sisi bangunan, crew mempersilakan kami untuk turun beristirahat sejenak. Aku turun, dengan menggerak-gerakkan tangan dan punggung ke berbagai arah bak senam SKJ mencoba untuk melemaskan otot-otot yang kaku sementara penumpang lain ada yang memilih tetap di dalam bus melanjutkan tidurnya, merokok, menelpon dengan gadgetnya, dan beberapa lainnya termasuk driver yang meminum kopi dari pedagang asongan yang membawa beberapa termos dan kardus yang sudah diubah sedemikian rupa sehingga dapat memuat bermacam-macam jenis kopi dan rokok. Tak terasa kami telah berhenti beristirahat selama kurang lebih 30 menit di SPBU ini, saatnya melanjutkan perjalan kembali. Memasuki Bumiayu dengan kontur jalan yang melenggak-lenggok tak sulit dilewati oleh sang driver dengan kecepatan sedang, mungkin karena sudah terbiasa menaklukkan medan serupa di jalur tengah Wonosobo menjadikan rintangan ini tak berarti. Sesampainya di percabangan jalur menuju Tegal dan Brebes, bus berbelok ke kiri, menyusuri jalan sempit di pinggir sungai dengan kondisi permukaan jalan yang berlubang dimana-mana, laju buspun diperlambat untuk menjaga kenyamanan penumpang. Kalau kalian pernah lewat jalur sempit ini di siang hari, kalian akan dapat melihat hamparan ladang bawang disebrang sungai, dan dipinggir sungai akan dijumpai banyak sekali umbi-umbi bawang yang di jemur setelah dibersihkan di sungai. Di jalur ini kami berpapasan dengan beberapa bus Sinar Jaya tujuan Purwokerto, Sumber Alam tujuan Yogyakarta, dan juga Rejeki Baru yang menuju Yogyakarta. Saat berpapasan tersebut kedua driver saling membunyikan klakson, 'tett...teet', dan berhenti sejenak di tengah jalan sambil melontarkan beberapa kalimat yang tak jelas kudengar dengan indra pendengaranku. Malam makin larut, pukul kini telah berganti hari, bus dengan cepatnya melibas aspal pantai utara Jawa. Sebuah Sinar Jaya yang nampak berjalan dengan kecepatan sedang disalipnya dengan mudah, menyusul beberapa Sumber Alam dan Rosalia Indah non AC yang nampak berjalan santai di sisi kiri. Aku yang masih mencoba menahan rasa kantuk yang amat sangat dikagetkan dengan sebuah bus super executive lainnya yang menyalip busku dengan cepatnya dari sisi kiri dan kemudian berpindah ke sisi kanan, lalu makin lama makin menjauh hingga menyisakan dua buah kotak lampu berpendar merah yang nampak dari tempatku duduk, sebuah Rosalia Indah kini sudah tak nampak dalam jangkauan padangan mataku meninggalkan kami di belakang. Mataku sudah tak mampu untuk tetap terjaga, aku terlelap, ketika tersadar bus sedang mengarungi tol Jakarta-Cikampek di daerah Bekasi, pukul Pukul akhirnya bus tiba di pemberhentian akhirnya di agen yang teletak di komplek Pertokoan Pulo Mas, kami di arahkan ke mobil travel Luxio untuk diantarkan sampai rumah masing-masing. Aku tiba di kostanku di Depok pukul Fin ~ JakartaSemarang Kudus berangkat dari Daan Mogot tujuan Semarang-Kudus tiket Executive Rp 190.000, Tiket Bus Nusantara Super Executive: Rp 275.000. Jakarta tujuan Semarang, Kudus tarif tiket Executive: Rp 190.000, Terif Super Executive Rp 260.000. Kudus tujuan Magelang harga tiket Rp 50.000. Tiket Bus Rejeki Baru – Sebagai salah satu transportasi darat yang diminati, bus sudah menjadi bagian dari perjalanan yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu bus yang banyak dicari pelanggan adalah PO Rejeki Baru. Hal ini tak lain karena pemesanan tiket bus Rejeki Baru yang mudah. Memang ada banyak PO yang melayani tujuan antar kota maupun provinsi. Tiket Bus Rejeki Baru Namun Rejeki Baru menawarkan banyak inovasi, terutama setelah mengeluarkan seri sleeper bus yang kekinian. Pelayanan yang diberikan pun memuaskan, sesuai dengan rating yang ada di Google. Baca juga Tiket Bus Putra KJU Tiket Bus Mega Mas Mengenal PO Rejeki BaruKeunggulan Bus Rejeki BaruKantor Pool Bus Rejeki Baru Terdekat1. Pool Jakarta2. Pool Magelang3. Pool YogyakartaArmada Bus Rejeki BaruFasilitas Bus Rejeki Baru1. Fasilitas Reguler2. Fasilitas KhususLayanan Bus Rejeki Baru1. Perjalanan Antar Kota2. Perjalanan Wisata3. Travel4. PaketRute Bus Rejeki BaruHarga Tiket Bus Rejeki Baru Terupdate Mengenal PO Rejeki Baru Bagi mereka yang menyukai kenyamanan saat bepergian, nama Rejeki Baru pasti sudah tidak asing lagi. Selain pelayanan yang bagus, armada yang dimiliki oleh PO ini juga berkualitas. Layanan yang dimiliki pun juga beragam, tidak hanya melayani perjalanan antar kota dalam provinsi saja. Meskipun harga tiket bus Rejeki Baru lebih mahal dibandingkan dengan harga bus sejenisnya, tapi tetap saja banyak pelanggan yang memilih bus satu ini untuk bepergian via jalur darat. Hal ini membuktikan bahwa bus Rejeki Baru memang bukan bus sembarangan. Keunggulan Bus Rejeki Baru Seperti yang sudah disebutkan di atas, harga tiket bus satu ini memang terbilang mahal. Namun, hal tersebut sepadan dengan pelayanan yang mereka berikan. Salah satunya adalah penjemputan penumpang secara door to door. Hal ini jarang ditemukan di tempat lain, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi Rejeki Baru. Pelanggan tidak perlu repot datang ke pool dan pihak PO yang akan menjemput. Penjemputan dilakukan dengan armada mobil travel milik pribadi dari pihak otobus. Kantor Pool Bus Rejeki Baru Terdekat Ada banyak agen bus yang melayani pemesanan tiket Rejeki Baru, namun ada tiga pool besar yang mereka miliki yaitu di Jakarta, Magelang dan Yogyakarta 1. Pool Jakarta Alamat Komplek Pertokoan Pulomas Blok II No 5 Kelapa Gading Jakarta Timur. Nomor Telp 021 4700791 2. Pool Magelang Alamat Terminal Kebon Polo Magelang, Kec. Magelang Utara, Kota Magelang Nomor Telepon 0293 382232 3. Pool Yogyakarta Alamat Jalan Kyai Mojo 76A, Tugu, Yogyakarta. Nomor telepon – Armada Bus Rejeki Baru Sebagai perusahaan besar dengan pelayanan yang terkenal nyaman, tentu semuanya tidak terlepas dari kualitas armada. Di tempat ini chasis yang digunakan kebanyakan adalah Bus Mercedes benz OH 1526. Demi kenyamanan pelanggan, maka semua armada yang dimiliki diusahakan adalah keluaran terbaru. Untuk armada yang sudah dipakai, selalu dilakukan perawatan rutin sehingga performanya tidak kalah dengan armada baru. Peremajaan pun dilakukan berkala untuk menghindari ketidaknyamanan saat melayani penumpang. Ada empat kelas yang dimiliki oleh perusahaan otobus ini yaitu Kelas Ekonomi AC Kelas VIP Kelas Eksekutif Kelas Super Eksekutif Tidak semua kelas melayani rute jarak jauh. Untuk Kelas Ekonomi AC dan VIP, hanya digunakan untuk melayani perjalanan antar kota. Sedangkan untuk perjalanan jarak jauh hingga antar provinsi digunakan bus kelas Eksekutif dan Super Eksekutif. Fasilitas Bus Rejeki Baru Fasilitas yang tersedia di dalam armada akan menentukan kenyamanan selama perjalanan, maka tidak heran jika semua bus berlomba memberikan fasilitas terbaik. Adapun fasilitas yang bisa didapatkan di dalam bus Rejeki Baru antara lain 1. Fasilitas Reguler AC Snack TV LCD Reclining Seat Bagasi 2. Fasilitas Khusus Karaoke Toilet Leg rest Hand rest Selimut Makan Dispenser WiFi Fasilitas khusus diberikan kepada penumpang yang membeli tiket bus Rejeki Baru kelas super eksekutif. Hal ini dikarenakan memang kelas ini ditujukan untuk perjalanan jauh. Dengan fasilitas yang lengkap, maka perjalanan akan terasa menyenangkan. Selain itu, untuk bus jarak jauh konfigurasi kursi yang disediakan adalah 1-2. Sedangkan untuk bus jarak dekat, konfigurasi kursi yang disediakan adalah 2-2. Layanan Bus Rejeki Baru Sebagai perusahaan otobus besar, ada beberapa layanan yang diberikan oleh Rejeki Baru guna memenuhi kebutuhan pelanggannya. 1. Perjalanan Antar Kota Untuk layanan yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi. Hal ini disebabkan layanan ini adalah layanan utama dari bus Rejeki Baru. Bus satu ini melayani trayek antar kota dalam provinsi untuk perjalanan sekitar Jakarta, Magelang, Yogyakarta dan Wonosobo. Jam keberangkatan bisa menyesuaikan, terlebih lagi karena ada banyak titik keberangkatan yang bisa dipilih. Walau demikian, Anda harus memesan jauh-jauh hari jika ingin bepergian dengan bus ini, terutama saat akhir pekan atau hari libur. Hal ini dikarenakan bus satu ini sering sekali full booked di beberapa kesempatan. Agar tidak kehilangan momen, Anda dapat memesan lewat agen terdekat atau juga dapat melalui e-commerce terpercaya. 2. Perjalanan Wisata Anda ingin berlibur bersama keluarga besar atau kantor? PO Rejeki Baru juga menyediakan layanan persewaan bus untuk wisata, baik wisata reguler, pendidikan hingga wisata religi. Bukan hanya itu, Anda juga bisa sekaligus memesan paket wisata di perusahaan otobus ini. Ada banyak paket yang mereka tawarkan sesuai dengan destinasi wilayah yang dipilih. Dengan memesan paket, maka Anda bisa mendapatkan berbagai keuntungan lainnya pula. 3. Travel Satu lagi layanan yang diberikan oleh PO Rejeki Baru untuk Anda, yaitu travel. Selain bisa dipesan untuk rute dekat, travel dari tempat ini juga bisa dipesan untuk jarak jauh bersama dengan rombongan. Perjalanan menggunakan travel terkadang lebih menyenangkan dibandingkan dengan bus besar. Salah satunya adalah karena Anda akan diturunkan langsung di tempat tujuan, bukan di pool seperti jika menggunakan bus besar. 4. Paket Melihat kebutuhan akan jasa ekspedisi yang tidak pernah sepi, maka PO Rejeki Baru juga membuka layanan ekspedisi yang akan memudahkan Anda mengirim paket sampai tujuan. Harga dan fasilitas yang mereka sediakan juga tidak jauh berbeda dengan jasa ekspedisi reguler pada umumnya. Untuk paket antar kota juga umumnya lebih cepat daripada layanan reguler biasanya karena. Pengiriman juga aman dan pasti sampai tujuan dengan selamat. Rute Bus Rejeki Baru Trayek dari bus satu ini terutama adalah untuk bagian selatan Jawa Tengah. Jakarta – Wonosobo dan sebaliknya adalah trayek yang paling populer. Selain itu, trayek yang paling terkenal lainnya adalah Jakarta -Yogyakarta, Jakarta – Magelang dan Jakarta – Banjarnegara. Anda tidak perlu kuatir ketinggalan bus Rejeki Baru karena mereka memiliki jam keberangkatan yang padat, mulai pukul sampai WIB. Jadwal keberangkatan PO ini juga ada hampir setiap hari. Bus Rejeki Baru memang dijuluki bus malam karena jadwal keberangkatan yang dimulai dari sore hingga malam. Dengan demikian, Anda akan sampai ke kota tujuan keesokan harinya. Banyak orang memilih untuk melakukan perjalan bersama dengan bus malam. Salah satu alasannya adalah karena lebih lengang dan nyaman. Sepanjang keberangkatan juga Anda dapat tertidur sehingga perjalanan tampak lebih cepat. Harga yang tercantum dibawah ini bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk info lebih lanjut, Anda dapat menghubungi agen terdekat. RuteKelas BusHarga RpJakarta – WonosoboSuper – TemanggungSuper – MagelangSuper – YogyakartaSuper . Meskipun ada yang menjuluki PO Rejeki Baru sebagai bus dengan tiket termahal, namun nyatanya bus satu ini masih menjadi primadona. Tiket bus Rejeki Baru pun kerap menjadi rebutan karena pelayanan PO ini yang membuat pelanggan selalu puas. Busyang melayani rute Pulau Jawa ini, juga tak kalah mewah! Bahkan, bus Rosalia Indah memiliki kelas super Top SHD, yang umumnya disediakan di pesawat. Untuk tiket perjalanan yang ditawarkan PO Rosalia Indah ini, sekitar Rp225.000-Rp250.000 (Tangerang-Solo). Sedangkan rute Jakarta-Madiun, dibanderol Rp245.000-Rp265.000. SuperEksekutif Rp. 110.000 Tasikmalaya - Tangerang ( Cikokol ) 05.30 - 06.30 - 07.30 - 11.30 - 17.30 - 18.30 - 19.30 - 20.00 First Class Rp. 85.000 Tasikmalaya - Tangerang ( Bitung ) 05.00 & 16.15 Harga Tiket Kelas Bisnis AC Rp. 70.000 Tasikmalaya - Tanjung Priok ( Via Jatibening ) SinarJaya Group sebagai perusahaan induknya, memang sejak dulu memiliki pengalaman tinggi dalam bidang transportasi publik tipe bus antarkota, antarprovinsi (AKAP). Rute utama PO Sinar Jaya mengambil titik keberangkatan dari Jakarta, dengan tujuan ke banyak kota di Pulau Jawa, termasuk Tegal, Slawi, Pekalongan, Solo, Cilacap, Wonosobo, dan Merak.
\n \n\n\n bus super eksekutif jakarta wonosobo

Rp105.000,-. Malang - Magelang. Rp 110.000,-. Disclaimer: Tarif Bus Handoyo dapat berbeda antar Agen Bus Handoyo dan Tarif tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, silakan datang ke agen terdekat untuk memastikan tarif pada tanggal kebarangkatan yang Anda inginkan.

yEhz5.
  • 3cv7pogebp.pages.dev/335
  • 3cv7pogebp.pages.dev/310
  • 3cv7pogebp.pages.dev/374
  • 3cv7pogebp.pages.dev/209
  • 3cv7pogebp.pages.dev/357
  • 3cv7pogebp.pages.dev/327
  • 3cv7pogebp.pages.dev/171
  • 3cv7pogebp.pages.dev/117
  • 3cv7pogebp.pages.dev/306
  • bus super eksekutif jakarta wonosobo