Pameranadalah sebuah event atau kegiatan yang dilakukan oleh seniman dalam rangka mempertunjukkan atau menyampaikan karya seni pada khalayak umum. Kegiatan ini merupakan alat komunikasi antara seniman dan penikmatnya (apresiator). Berbeda dengan pagelaran yang bersifat dimanis, pameran justru bersifat statis.
JAKARTA, - Contoh objek sebuah kritik dapat menambah pengetahuan kesusastraan kamu menjadi lebih luas lagi terutama dalam memahami berbagai jenis objek yang dibangun dalam sebuah kritik. Baca Juga Kritik adalah saran yang membangun. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah kritik harus didasari pada fakta yang jelas dan alasan yang logis agar sang pembuat karya dapat mengevaluasi karyanya menjadi lebih baik di masa mendatang. Dilansir dari berbagai sumber, Selasa 28/2/2023 telah merangkum contoh objek sebuah kritik, sebagai berikut. Jenis Objek Sebuah Kritik a. Seseorang Baca Juga Objek sebuah kritik bisa berupa perseorangan, seperti atasan kepada seorang bawahan, bawahan kepada rekan kerjanya, seorang teman kepada teman lainnya, dan masih banyak lagi. Pengenalan terhadap objek ini dapat ditujukan kepada orang yang dikenal maupun orang belum dikenal, dapat ditujukan kepada orang yang sudah memiliki hubungan maupun yang tidak mempunyai hubungan apapun. b. Grup atau Organisasi Objek kritik lainnya yakni dari seseorang ke grup, dari grup ke seseorang atau dari grup ke grup lainnya. c. Suatu Karya Sebuah karya juga dapat menjadi objek kritik. Seperti karya seni, sekalipun seni itu subjektif, tetap saja ada kemungkinan kritik yang akan datang, baik berasal dari orang yang mengerti tentang seni maupun orang yang sama sekali awam tentang seni. Follow Berita Celebrities di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini. Topik Terkait Contoh Objek Sebuah Kritik pengertian objek sebuah kritik jenis objek sebuah kritik objek sebuah kritik tujuan objek sebuah kritik
\n \n \n berikut ini yang tidak termasuk objek sebuah kritik adalah
KritikImpresionis. 6. Kritik Deskriptif. 1. KRITIK TERUKUR. Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam. Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi.
Di artikel Bahasa Indonesia kelas 12 ini, kita akan mempelajari tentang perbedaan kritik sastra dan esai, mulai dari ciri-ciri, struktur, dan juga contohnya. Yuk kita belajar! — Halo teman-teman! Kalian tahu nggak sih, kalau karya sastra itu tidak lantas terlepas dari berbagai kritik dan saran. Dibalik keindahan karya sastra, sebuah kritik juga dibutuhkan untuk terus memperindah dan menyempurnakan hal-hal yang masih dirasa kurang tepat. Nah, dalam melakukan kritik, kalian juga harus paham dulu seperti apa pengertian kritik sastra dan esai itu. Kenapa penting? Sebab, kita harus tahu dasarnya dulu, supaya penilaian kita objektif, baru deh kita boleh melakukan kritik. Yuk langsung kita bahas! Pengertian Kritik Sastra dan Esai Terlebih dahulu, kita akan membahas pengertian kritik sastra. Kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik dan buruknya suatu karya secara objektif. Sementara itu, esai adalah karangan singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Masalah yang dibahas dalam esai merupakan masalah yang aktual dari berbagai bidang, seperti kesusastraan, kebudayaan, iptek, atau politik. Kamu pastinya sudah tahu dong ya tentang sejarah esai. Lebih luasnya, Widyamartaya dan Sudiati berpendapat bahwa kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik dan buruknya kualitas, nilai, serta kebenaran suatu karya sastra. Nantinya, kritik yang sudah diberikan terhadap karya sastra dan esai dapat menjadi panduan yang memadai kepada pembaca tentang kualitas sebuah karya. Di samping itu, penulis karya tersebut akan memperoleh masukan yang bersifat membangun karya tersebut Baca Juga Jenis-Jenis Puisi Kontemporer dan Contohnya Perbedaan Kritik Sastra dan Esai Apa perbedaan kritik dan esai? Berdasarkan isi dan pandangan si penulis, kritik sastra dan esai memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan kritik sastra dan esai terdapat pada objek kajian, ringkasan, data, dan beberapa aspek lain seperti berikut Prinsip Penulisan Kritik dan Esai Bagaimana sifat kritik yang baik terhadap suatu karya? Dalam menulis kritik dan esai, kita harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ya! Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya. Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Baca Juga Cara Menentukan Ide Pokok dalam Paragraf Struktur Kritik Sastra dan Esai Dalam penulisan kritik sastra maupun esai, ada beberapa struktur atau sistematika yang harus dipenuhi. Ada 3 hal penting dalam struktur kritik dan esai, yakni pernyataan pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang atau reiterasi. Pembahasan secara detailnya antara lain 1. Pernyataan Pendapat Dalam esai, pendapat atau tesis menyajikan pandangan penulis terhadap objek atau fenomena yang disoroti. 2. Argumentasi Argumen atau pendapat yang disajikan berupa alasan yang logis serta bersifat subjektif. Penegasan Ulang 3. Reiterasi Penegasan ulang dalam esai, juga berupa ringkasan atau pengulangan kembali hal yang sudah disampaikan dan menjadi penegasan dari bagian argumentasi. Kaidah Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai Dari segi kebahasaan, kritik sastra dan esai dapat dilihat dari hal berikut 1. Pernyataan Persuasif Pernyataan persuasif pada teks berbentuk kritik sastra dan esai, kalimat yang digunakan tidak secara jelas mencirikan kalimat persuasif secara umum. Pernyataan yang disampaikan penulis, mengulas hal dengan data atau kalimat yang logis bertujuan agar menggugah pemikiran pembaca sehingga akhirnya pembaca setuju dengan ide yang disampaikan penulis. 2. Pernyataan Fakta Dalam kritik dan esai, pendapat penulis disajikan berdasarkan interpretasi ataupun penafsiran dari sudut pandang tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukung. Kehadiran fakta berfungsi sebagai sarana untuk memperjelas pendapat. 3. Pernyataan Menilai Pernyataan yang bersifat menilai atau mengomentari sangat diperlukan untuk mengetahui kurang dan lebihnya suatu karya, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi penulis. 4. Istilah Teknis Istilah teknis merupakan kosakata yang berkaitan pada bidang ilmu pengetahuan tertentu. Hal ini terkadang perlu dilakukan agar penulis dan pembaca dapat sepaham pada suatu pembahasan tertentu yang perlu dijelaskan secara detail. 5. Kata Kerja Mental Kata kerja mental adalah kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu tindakan atau kejadian, bukan berupa tindakan atau aksi yang bisa diamati secara fisik. Contoh mengingat, merasakan, memikirkan. Baca Juga Mengenal Teks Cerita Sejarah Pengertian, Struktur, Ciri, dan Contohnya Ciri-Ciri Kritik Sastra dan Esai Seperti jenis teks lainnya, teks kritik sastra memiliki ciri, agar kamu dapat mengidentifikasi, apakah sebuah teks disebut sebagai kritik sastra. a. Ciri-Ciri Kritik Sastra Ciri kritik sastra di antaranya sebagai berikut Memberikan tanggapan terhadap hasil karya. Memberikan pertimbangan baik dan buruk kelebihan dan kekurangan sebuah karya sastra. Pertimbangan bersifat objektif. Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra. Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan. Tidak berprasangka. Tidak terpengaruh siapa penulisnya. b. Ciri-Ciri Esai Sementara itu, ciri-ciri esai di antaranya Berbentuk prosa. Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam. Memiliki gaya pembeda. Selalu tidak utuh. Memenuhi keutuhan penulisan. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal. Baca Juga Pahami Pengertian Kalimat Efektif, Syarat, dan Contohnya Contoh Kritik Sastra dan Esai Bagaimana? Sampai disini sudah lumayan paham, kan mengenai kritik sastra dan esai. Supaya lebih memahami, yuk kita lihat satu contoh dari kritik sastra dan esai. Contoh Kritik Sastra Mimpi Anak Belitung pada Novel Sang Pemimpi Sebuah Kritik Sastra Mimpi adalah bagian kehidupan. Tanpa mimpi kita akan kurang bersemangat untuk menjalani kehidupan. Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea Hirata yang merupakan bagian tetralogi Laskar Pelangi. Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki. Tiga tokohnya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai pemimpi telah menamatkan SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan dan mimpi mereka dimulai. Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk kuliah ke Perancis, sedangkan Jimbron memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi impian tersebut, apapun mereka lakukan. Impian Arai dan Ikal untuk kuliah di Prancis terwujud, Namun, ini barulah awal perjuangan yang sesungguhnya. Kekuatan novel ini terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembaca diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan, jangan mengeluh dan tetap berusaha serta berdoa. Selain itu, dengan kekuatan mimpi, jangan pernah menyerah dan larut dalam kesedihan. Selain itu, penulis mengajarkan tentang nilai-nilai untuk path pada perkataan orang tua. Dalam novel Sang Pemimpi, juga terdapat kekurangan yang dapat menjadi masukan bagi penulis. Pembaca dapat mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan karena ada penggunaan bahasa daerah dan bahasa Inggris yang tidak dijelaskan di glosarium. Sebaiknya penulis melengkapi kosakata berbahasa daerah dan asing pada glosarium sehingga pembaca tidak bingung dengan istilah-istilah tersebut. Hal yang digambarkan lewat kata-kata dari kutipan. “Lalu kami beralih menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah. hal. 69, Baca Juga Membahas Paragraf Jenis, Unsur, dan Syarat Contoh Esai CANDU. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan keterikatan masyarakat kita pada media sosial. Semua kalangan seakan “terjerat” dalam rutinitas yang sama setiap harinya. Terlebih lagi kaum remaja. Remaja larut dalam aktivitas yang satu ini hampir sepanjang hari. Tentunya ada keasikan tersendiri sehingga remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya. Salah satunya, sebagai wadah menuangkan berekspresinya. Penggunaan media sosial di kalangan remaja akan memberikan dampak bagi penggunanya. Remaja yang tentunya masih dalam usia belajar, sering terganggu waktu belajarnya. Ditambah lagi, sebaran informasi melalui media sosial dapat membentuk opini di kalangan remaja. Misalnya tentang standar kecantikan di kalangan remaja perempuan. Hal lainnya yang sangat berbahaya dari media sosial adalah pornografi dan kejahatan melalui internet. Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki dampak positif, di antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh jarak tempat tinggalnya, mendapatkan ilmu pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran informasi, memperluas jaringan pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis. Penggunaan teknologi modern tentunya tidak lepas dari pengaruh positif dan negatif. Tentu saja hal ini bergantung dari penggunanya, Remaja diharapkan dapat membatasi diri sendiri serta control dari orang tua sangat diperlukan. Baca Juga Ciri-Ciri dan Struktur Esai yang Baik dan Benar Nah, sekarang kamu sudah tahu kan, bagaimana proses dalam melakukan kritik sastra dan karya esai? Supaya kritik yang disusun tidak subjektif, maka harus benar-benar dipahami prinsip-prinsip serta cirinya terlebih dahulu ya. Ciri-ciri dan struktur esai bisa kalian baca kok di blog ini juga. Ingin coba menjawab beberapa contoh soal dan menyimak video pembahasan materi bahasa Indonesia lainnya? Yuk langsung aja cek di ruangbelajar! Ada banyak rekomendasi video belajar konsep kilat dan video Adapto yang menyesuaikan cara belajarmu! Referensi Suryaman, Maman dkk. 2018. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII – Kurikulum 2013 – Edisi revisi 2018. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Artikel diperbarui pada 21 Maret 2023.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut yang tidak termasuk ciri-ciri karakteristik wirausahawan, adalah bekerja dengan jam tertentu. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Sikap wirausaha itu penting bagi siswa yang sedang menuntut ilmu terutama siswa SMK, yaitu untuk? beserta jawaban
Kritik Seni – Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk, Tahapan & Contoh – Dalam hal ini kami akan memberikan ulasan mengenai Kritik Seni yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, fungsi, jenis, bentuk, tahapan dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini. Pengertian Kritik Seni Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni, salah satu keterangan kelebihan dan kekurangan ini untuk menilai kualitas dari sebuah karya. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama dapat mempengaruhi kualitas sebuah karya bahkan bisa berpengaruh pada harga jual karya tersebut. Kritikus Seni, kritikus merupakan orang yang melakukan kritik terhadap karya seni dan budaya orang lain atau dirinya sendiri. Landasan yang harus ada sebelum menyampaikan kritikan Pengalaman yang cukup dalam materi kritik Keilmuan dan pengetahuan yang relevan Menguasai penerapan metode kritik yang tepat Menguasai media kritik “kebahasaan yang efektif dan komunikatif” Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Apresiasi Seni Rupa Fungsi Kritik Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan dan pendidikan seni kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta seniman, artis, karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat publik seni membuahkan interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya. Fungsi lain ialah menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya. Publik seni masyarakat penikmat dalam proses apresiasinya terhadap karya seni membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai. Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni. Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipenya mempunyai ciri khusus masing-masing yaitu Kritik Jurnalistik Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan secara terbuka, tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian. Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, pementasan, konser atau jenis pertunjukan lain. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Contoh Seni Rupa Terapan Kritik Pendagogik Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan kesenian, jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian. Tujuannya terutama mengembangkan fakta dan potensi artistik-estetik peserta didik agar mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya. Kritik Ilmiah Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luar, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgment. Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak, jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya. Kritik Populer Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik populer ialah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni. Bentuk Kritik Seni Berikut ini terdapat beberapa bentuk kritik seni, terdiri atas Kritik Formalistik Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan komposisi unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni. Kritik Ekspresivistik Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Aliran Seni Lukis – Ciri, Jenis, Tokoh dan Contoh Gambar Kritik Instrumentalistik Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis formal nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan. Tahapan Kritik Seni Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut Deskripsi Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pekritik harus mengetahui istilah-istilah tehnis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pekritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya. Analisis Formal Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Interpretasi Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Evaluasi atau Penilaian Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Seni Teater – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Jenis dan Unsur Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya. Contoh Kritik Seni Berikut dibawah ini terdapat beberapa contoh kritik seni, terdiri atas Demikianlah pembahasan mengenai Kritik Seni – Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk, Tahapan & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
3 Ini adalah yang bukan merupakan objek sebuah kritik a. struktur kata. b. teknik menulis. c. latar belakang sang penulis. d. gambar objek. 4. Berikut ini adalah hal yang tidak perlu menjadi perhatian saat menulis sebuah esai ialah a. mementingkan pandangan penulis esai. b. berisi renungan serta argumentasi. c. fakta dan data akura. d
Karya ilmiah adalah karangan yang memaparkan pendapat, hasil pengamatan, tinjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu yang disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan, bersantun bahasa, dan isi yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Ciri-ciri karya ilmiah di antaranya Tulisan yang dibuat harus mengacu pada teori. Teori dibutuhkan sebagai landasan berfikir dalam pembahasan suatu masalah. Harus lugas, artinya tidak emosional, tidak kritis, dan tidak menimbulkan Interprestasi lain. Hal ini harus diperhatikan dengan baik. Logis, artinya mengacu pada pembahasan yang rasional dengan urutan yang konsisten. Tulisan tidak memuat hal-hal yang janggal atau tidak bisa dibuktikan kebenarannya, serta tidak boleh di luar nalar manusia. Efisien, artinya mempergunakan kata, kalimat dan bahasa yang baik, sesuai, dan mudah dipahami. Efektif, artinya tulisan-tulisan yang dibuat harus padat dan ringkas. Tidak boleh bertele-tele atau memasukkan opini-opini yang tidak penting. Objektif, artinya berdasarkan pada fakta, dalam hal ini kerangka karya tulis ilmiah bersifat konkrit dan benar adanya, tidak mengada-ada. Sistematis, artinya baik penulisan dan pembahasan harus sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku. Ssalah satu ciri dari karya ilmiah yang disebutkan di atas adalah harus bersifat objektif atau berdasarkan fakta. Isi dari karya ilmiah harus bersifat konkrit dan tidak mengada-ada. Sehingga ciri objek ini, jika dikaitkan dengan pilihan yang disajikan, bertolak belakang dengan mengungkapkan permasalahan disertai dengan analisis yang subjektif. Berdasarkan penjelasan di atas, yang tidak termasuk ciri-ciri karya ilmiah adalah mengungkapkan permasalahan disertai dengan analisis yang subjektif. Dengan demikian, jawaban yang benar adalah pilihan B.
Karenakritik dan esai sejatinya adalah teks eksposisi yang bersifat argumentatif. Contohnya: menegaskan, menentukan, memendam, mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan. Selain mengikuti kaidah kebahasaan teks eksposisi secara umum, teks esai juga memiliki karakter khas. - Kritik musik merupakan penganalisaan serta tindakan evaluasi terhadap sebuah karya musik. Tujuannya untuk meningkatkan kepahaman, apresiasi serta membantu memperbaiki sebuah karya musik. Kritik musik bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas sebuah karya musik. Dalam melakukannya, kritik musik tidak boleh dilakukan atas dasar opini pribadi, namun harus disesuaikan dengan temuan datanya. Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, kritik musik dibagi menjadi empat jenis, yaituKritik jurnalistik Menurut Ketut Wisnawa dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara 2020, kritik musik ini berisikan aspek pemberitaan untuk menginformasikan kepada publik tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan musik. Contohnya peristiwa musik seperti pertunjukan konser, rekaman, kolaborasi musik, dan lain sebagainya. Kritik jurnalistik biasanya ditulis dengan kalimat yang ringkas, karena akan dimuat di media cetak, seperti surat kabar atau majalah. Dalam penyampaiannya, kritik musik dilakukan dengan ringkas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti publik. Karena bisa jadi target pembacanya berasal dari berbagai kalangan. Kritik jurnalistik bisa dilakukan siapa saja, walau sebenarnya lebih sering dilakukan oleh jurnalis. Para peserta didik juga bisa melakukan kritik jurnalistik ketika menonton pertunjukan musik atau kesenian lainnya. Baca juga Kritik Musik Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Penulisannya Kritik pedagogi Kritik pedagogi biasanya dilakukan oleh pengajar guru atau dosen dalam sebuah lembaga pendidikan. Kritik ini bertujuan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki peserta penyampaiannya, kritik pedagogi disampaikan secara lebih mendalam dibanding kritik jurnalistik. Karena disesuaikan dengan tujuan utama dari jenis kritik musik ini. Biasanya kritik pedagogi dilakukan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Contohnya pengajar memberi kritik dan saran kepada muridnya terkait musik yang dibawakan atau lain sebagainya. Kritik ilmiah atau akademis Kritik ilmiah juga bisa disebut sebagai kritik akademis. Kritik ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai data yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis serta estetis. Secara garis besar, kritik ilmiah hampir sama dengan penelitian atau pengkajian sebauh objek, hanya saja kritik ini berfokus pada sebuah karya musik. Dalam penerapannya, kritik ilmiah bisa dilakukan dengan mengkaji secara mendalam dan sistematis serta menganalisis ataupun membandingkan sebuah karya musik. Kritik populer Jenis kritik musik ini biasanya dilakukan secara terus menerus, baik secara langsung ataupun tidak. Dalam melakukannya, seorang penulis tidak memerlukan keahlian kritis. Kritik populer bukan didasarkan pada ketepatan atau tidaknya sebuah kritik ataupun evaluasi, namun lebih ditekankan pada kesetiaan pada sebuah gaya musik yang ditekuni. Contoh kritik populer yang paling mudah ditemui adalah kritik musik dalam sebuah ajang pencarian bakat menyanyi. Dalam acara tersebut, juri akan terus melakukan kritik terhadap penampilan penyanyi yang biasanya disampaikan secara langsung. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Berikutbeberapa tips yang bisa Anda terapkan ketika merasa down di tempat kerja. Jika emosi Anda sedang tidak terkendali, yang terbaik adalah membuat sedikit jarak dan memberi diri Anda waktu dan ruang untuk memprosesnya. Jarak itu bisa secara harfiah: Berjalan-jalan, menjadwal ulang rapat apa pun ke lain waktu, atau keluar dari lingkungan Pengertian, Jenis-Jenis, dan Struktur dalam Kritik Sastra dan Esai Pada pembahasan kali ini, penulis akan berbagi ilmu tentang kritik sastra dan esai. Anda mungkin sering mendengar atau menjumpai tulisan kritik sastra dan esai dalam media cetak maupun media elektronik. Membaca karya sastra seperti novel, cerpen, puisi dan yang lainnya rasanya kurang lengkap kalau tidak membaca kritik sastra. Lalu seperti apakah kritik sastra itu? Pengertian Kritik Sastra dan Esai Kritik sastra adalah bidang studi sastra untuk menghakimi karya sastra, untuk memberi penilaian dan keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra yang sedang dihadapi kritikus. Sedangkan esai adalah karangan yang berisi kupasan atau tinjauan tentang suatu poko masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendapat, atau ideologi yang disusun secara populer berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya bersifat subjektif. Cara penulisan esai lebih bebas. Sementara kritik sastra, objek penilaiannya hanya dunia sastra. Dalam penilaiannya, karya sastra bersifat objektif dan harus menyertakan alasan dan bukti baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbeda dengan kritik sastra, objek pembahasan esai adalah permasalahan umum yang bersifat subjektif. Sebuah kritik sastra mempunyai beberapa ciri, antara lain 1. Memberikan tanggapan terhadap objek kajian hasil karya sastra 2. Memberikan pertimbangan baik dan buruk sebuah karya sastra 3. Bersifat objektif 4. Memberikan solusi atau kritik-konstruktif 5. Tidak menduga-duga 6. Memaparkan penilaian pribadi tanpa memuat ide-ide. Sedangkan secara umum, esai memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Merupakan prosa. Artinya dalam bentuk komunikasi tertulis berisi gagasan. 2. Singkat. Maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu yang relatif singkat 3. Memiliki ciri khas. Seorang penulis esai yang baik memiliki karakter tulisan yang khas yang membedakannya dengan tulisan orang lain. 4. Selalu tidak utuh. Artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. 5. Bersifat subjektif. Jenis-Jenis Kritik Sastra dan Esai Jenis kritik sastra diantaranya 1. Berdasarkan bentuk kritik teoritis dan kritik terapan a. Kritik teoritis adalah kritik sastra yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria” standar atau norma untuk menilai karya sastra dan pengarangnya. b. Kritik terapan, merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulisnya. Misalnya buku Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei Jilid II 1962 yang mengkritik sastrawan dan karyanya, diantaranya Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio Sastrowardoyo, dan lain sebagainya. 2. Berdasarkan pelaksanaan kritik judisial, kritik induktif, dan kritik impresionistik. a. Kritik judisial adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokonya, organisasinya, teknik serta gayanya, dan mendasarkan pertimbangan individu kritikus atas dasar standar umum tentang kehebatan karya sastra. b. Kritik induktif adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan fenomena yang ada secara objektif. Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana halnya ahli ilmu alam meneliti gejala alam secara objektif tanpa menggunakan standar tetap di luar dirinya. c. Kritik impresionistik adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-kata dan sifat yang terasa dalam bagian khusus karya sastra dan menyatakan tanggapan impresi kritikus yang ditimbulkan langsung oleh karya sastra. 3. Berdasarkan orientasi terhadap karya sastra kritik mimetik, kritik pragmatis, kritik ekspresif, dan kritik objektif. a. Kritik mimetik adalah kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia. Kritik ini cenderung mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran kehidupan yang dijadikan suatu objek. b. Kritik pragmatik adalah kritik yang disusun berdasarkan pandangan bahwa sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan, estetika, pendidikan dan sebagainya. Model kritik ini cenderung memberikan penilaian terhadap suatu karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut. c. Kritik ekspresif adalah kritik yang menekankan kepada kebolehan penulis dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin dalam karya tersebut. d. Kritik objektif adalah kritik sastra yang menggunakan pendekatan bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri. Karya ini menekankan pada unsur intrinsik. Baca Juga Pengertian, Unsur, dan Cara Merancang Sebuah Novel Sedangkan jenis-jenis esai terbagi menjadi enam sebagaimana berikut 1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat menuliskan objek atau subjek apa saja yang dapat menarik pehatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, pantai, dan sebagainya. 2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat di surat kabar atau majalah. Esai ini memiliki fungsi menyatakan pandangan dan sikap surat kabar atau majalah tersebut terhadap isu tertentu. Dengan esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Esai semacam ini tidak perlu mencantumkan nama penulis. 3. Esai cukilan. Watak esai ini memperbolehkan penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada pembaca. Lewat cukilan itu, pembaca bisa mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Di sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut. 4. Esai pribadi. Esai ini hampir sama dengan esai cukilan. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara tentang saya dan pandangan saya tentang hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri. 5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada baca serius. Penulis mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati tentang topik yang penting berhubungan dengan hidup. Misalnya, kematian, politik, pendidikan dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada cendekiawan. 6. Esai kritik. Dalam esai ini penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni; misalnya lukisan, tarian, pahat, patung, teater, dan kesusastraan. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. Struktur Kritik Sastra dan Esai Kritik sastra dan esai secara umum memiliki struktur yang sama, yaitu pendahuluan/orientasi, isi, dan penutup/reorientasi. Bagian pendahuluan merupakan bagian yang penting dalam kritik sastra atau esai. Bagian ini menentukan apakah pembaca akan tertarik untuk meneruskan bacaan tersebut hingga selesai. Pendahuluan yang menarik tentu akan meningkatkan minat pembaca untuk menyelesaikan bacaannya. Sebaliknya, pendahuluan yang membosankan akan membuat pembaca enggan untuk melanjutkan bacaannya. Pada dasarnya, bagian pendahuluan berisi tentang pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran tentang gagasan atau pembahasan yang akan ditulis pada bagian isi. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis. Kalimat tesis merupakan gagasan utama kritik maupun esai yang dinyatakan secara jelas dan eksplisit. Kalimat tesisi ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam bagian isi. Bagian isi merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis. Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya terdiri dari beberapa gagasan utama minimal dua. Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detail agar argumen lebih meyakinkan. Gagasan spesifik ini merupakan kalimat pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang disampaikan penulis. Kemudian, bagian penutup. Penutup disajikan dalam satu paragrag simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas pendapat yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas masalah yang ditulis. Menutup esai dengan paragraf efektif akan memberikan kesan ketuntasan bagi pembaca sehingga apa yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Dalam kritik sastra mengandung kritik yang meliputi empat hal, yaitu mendeskripsikan, menganalisis, menafsirkan, dan menilai. Deskripsi merupakan tahap kegiatan memaparkan data apa adanya, misalnya mengklasifikasikan data sebuah cerpen atau novel berdasarkan urutan cerita, mendeskripsikan nama-nama tokoh, mendata latar tempat dan waktu, dan mendeskripsikan alur setiap bab atau episode. Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik hubungan antarunsur-unsur tersebut. Sementara, menafsirkan dapat diartikan sebagai memperjelas maksud karya sastra dengan cara a memusatkan interpretasi kepada ambiguitas, kias, atau kegelapan dalam karya sastra, b memperjelas makna karya sastra dengan jalan menjelaskan unsur-unsur dan jenis karya sastra. Seorang kritikus yang baik tidak lantas terpukau terhadap apa yang sedang dinikmati atau dihayatinya, tetapi dengan kemampuan rasionalnya seorang kritikus harus mampu membuat penafsiran-penafsiran sehingga karya sastra itu datang secara utuh. Penilaian dapat diartikan menunjukkan nilai karya sastra dengan bertitik tolak dari analisis dan penafsiran yang telah dilakukan. Dalam hal ini, penilaian seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis-jenis, dan dasar-dasar kritik sastra yang dianut. Sedangkan dalam esai terkandung opini yang ingin disampaikan yang memenuhi batasan sebagai berikut 1. Opini. Sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang tampaknya benar, valid, atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang dan apa yang dipikirkan seseorang. 2. Ujilah opini Anda dengan definisi di atas untuk menilai apakah Anda telah memiliki topik esai yang baik. Apakah opini tersebut didasari atas keyakinan mutlak? Atau pengetahuan yang shahih? Apakah Anda dapat membuktikan kebenarannya di atas semua keraguan yang beralasan? Jika ya, berarti itu bukan opini, tetapi fakta atau sebuah hasil observasi yang telah diterima secara luas sehingga menjadi sebuah fakta. Fakta harus terlebih dahulu diubah menjadi sebuah opini sebelum dimunculkan dalam esai. Misalnya, fakta menunjukkan bahwa jumlah penduduk negara kita sekian ratus juta. Untuk mengubah fakta tersebut menjadi sebuah opini, tugas Anda adalah menilainya. Anda bisa menilai bahwa budaya negara kita berubah karena pertambahan penduduk yang demikian cepat. Dengan membuat sebuah penilaian, maka Anda telah mengubah fakta menjadi opini. Dengan demikian, Anda telah memiliki topik esai yang baik.
Manfaatkritik sastra diuraikan menjadi tiga, yaitu (1) bagi penyair atau pengarang, (2) bagi pembaca, (3) bagi perkembangan sastra. 1. Manfaat Kritik Sastra Bagi Penulis. Untuk memperluas wawasan penulis, baik itu yang berkaitan dengan bahasa, objek, atau juga tema-tema tulisan, serta teknik bersastra.
Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama karena keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen Kemdikbud, 2017, hlm. 183. Namun, menulis kritik dan esai haruslah berdasarkan analisis dan penilaian secara objektif, agar dapat menjadi karya terpercaya dan bukan opini semata. Meskipun hampir sama, keduanya tetap memiliki beberapa perbedaan. Berikut adalah pemapran lengkap mengenai kritik dan esai. Pengertian Kritik Kritik terdengar seperti celaan atau pernyataan yang mengungkap kekurangan karya seseorang. Namun, kritik yang sebenarnya tidak seperti itu. Kritik tanpa dasar tidak dapat dianggap sebagai tulisan kritik, karena kritik haruslah didasarkan pada konsep, data, dan analisis yang mendalam. Alasan yang disampaikan juga harus melalui kajian teori yang sudah mapan dan terbukti efektif serta objektif untuk menilai suatu karya. Kritik adalah tulisan yang berfokus pada penilaian karya yang berarti akan mengungkap kebaikannya juga, bukan hanya celaan tidak berdasar. Pengertian Esai Sementara itu, esai lebih mengarah pada cara pandang seseorang terhadap suatu persoalan, objek, atau peristiwa. Hal ini tentunya berbeda dengan kritik yang fokusnya adalah menilai karya. Esai adalah tulisan yang menilai suatu fenomena atau terkadang karya berdasarkan sudut pandang penulisnya sendiri. Perbedaan Kritik dan Esai Pemahaman terhadap kritik dan esai sering kali rancu karena keduanya merupakan teks yang didasarkan pada suatu objek untuk dinilai. Oleh karena itu, mengetahui perbedaan kritik dan esai akan membantu menjernihkan keburaman tersebut. Berikut adalah perbedaan kritik dan esai menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 192 berdasarkan pengetahuan yang disajikan, dan pandangan penulisnya. Berdasarkan Pengetahuan yang Disajikan Jika kita membandingkan kritik sastra dan esai berdasarkan pengetahuan yang disajikan, maka perbedaannya adalah sebagai berikut. No. Kritik Esai 1. Objek kajian adalah berupa karya, misalnya cerpen, puisi, seni musik, drama, tari, film, lukisan. Objek kajian dapat berupa karya namun kebanyakan berupa fenomena politik, kebijakan baru, fenomena sosial, dsb. 2. Terdapat deskripsi karya, misalnya jika karya berwujud buku, maka deskripsinya adalah sinopsis. Tidak memuat deskripsi atau ringkasan karya 3. Menyajikan data objektif yang didapatkan dari hasil penelitian atau penulis ahli terdahulu. Tidak selalu membutuhkan data, meskipun melengkapinya adalah hal yang baik. Berdasarkan Pandangan Penulis Dilihat dari pandangan penulisnya, perbandingan kritik dan esai adalah sebagai berikut. No. Kritik Esai 1. Penilaian terhadap karya dilakukan secara objektif disertai data empiris dan alasan yang logis. Kajian dilakukan secara subjektif, kebanyakan opini atau pendapat pribadi penulis esai. 2. Dalam melakukan penilaian, sering kali menggunakan metode dan kajian teori yang sudah mapan untuk menilai jenis karya tertentu. Jarang bahkan hampir mencantumkan kajian teori yang digunakan. 3. Pembahasan karya secara utuh dan menyeluruh; melakukan perbandingan baik dan buruk. Seringkali tidak menyeluruh, hanya fokus terhadap bagian yang menurut penulisnya paling menarik. Meskipun begitu, pembahasannya tetap dilakukan secara utuh. Sistematika Kritik dan Esai Pada akhirnya, opini atau pendapat seseorang terhadap suatu hal lain merupakan bentuk atau genre teks eksposisi juga. Oleh karena itu, ketika mengidentifikasi unsur kritik dan esai, akan ditemukan struktur dan sistematika penulisan teks eksposisi pula. Berikut adalah sistematika kritik dan esai yang masih berlandaskan struktur teks eksposisi. Tesis Adalah pendapat atau opini umum yang biasanya berupa pengenalan dan deskripsi karya pada kritik atau pengenalan dan definisi umum isu pada esai. Rangkaian argumen Merupakan argumen atau pendapat-pendapat penulis sebagai penjelasan khusus dari tesis umum yang telah dipaparkan. Pada teks kritik, bagian ini akan banyak memuat data, fakta, atau teori yang teruji untuk mendukung argumennya. Esai biasanya tidak terlalu banyak menggunakan fakta atau data karena sifatnya biasanya masih memiliki hipotesis baru. Penegasan ulang Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan berbagai argumen yang telah disampaikan. Hal ini untuk menyilangkan kembali antara tesis awal dan rangkaian argumen menjadi kesatuan ide utuh yang dapat diserap dengan baik oleh pembaca. Bagian ini dapat berisi penilaian akhir dan saran konkret dalam teks kritik. Esai juga sebaiknya memuat solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahas. Tonton juga video pembelajaran mengenai kritik sebagai berikut. Kaidah Kebahasaan Kritik dan Esai Sebagai salah satu turunan teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 208 berikut adalah kaidah kebahasaan kritik dan esai. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif. Contoh dalam kritik Mengapa terlalu buru-buru dalam mengungkap konfliknya? bukankah banyak pula novel sukses yang dibangun melalui narasi yang lambat? Dalam esai Menjaga kesehatan itu tidaklah sulit, salah satu caranya hanya dengan rutin mencuci tangan saja. Banyak menyisipkan pernyataan yang menyatakan fakta untuk mendukung dan membuktikan kebenaran argumentasi penulisnya. Salah satu caranya bisa dengan mengutip pendapat ahli. Selain itu, bisa juga dengan mencantumkan data resmi dari penelitian terkait, misalnya kutipan data yang dihimpun WHO untuk situasi pandemi. Menggunakan ungkapan dan pernyataan yang mengomentari atau menilai. Contoh dalam kritik Narasi antarperistiwa dirangkai dengan sangat apik oleh penulisnya. Contoh dalam esai Tampaknya kebijakan tersebut memang berniat untuk mensejahterakan rakyat, hanya saja fakta lapangan berkata lain. Banyak menggunakan istilah teknis yang berkaitan dengan topik yang dibahasnya. Contohnya dalam kritik yang membahas novel, maka akan banyak menggunakan istilah diksi, konflik, majas. Jika membahas kesehatan maka akan menggunakan istilah virus, bakteri, COVID-19. Menggunakan kata kerja mental. Karena kritik dan esai sejatinya adalah teks eksposisi yang bersifat argumentatif. Contohnya menegaskan, menentukan, memendam, mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan. Selain mengikuti kaidah kebahasaan teks eksposisi secara umum, teks esai juga memiliki karakter khas. Karakter khas yang dimaksud adalah gaya bahasa berupa pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan unik berkaitan erat dengan penulis esai secara pribadi. Menyusun Kritik dan Esai Membuat kritik dan esai yang baik akan melibatkan beberapa langkah sederhana. Langkah-langkah tersebut berdasarkan berbagai aspek dari kritik dan esai yang telah dijabarkan sebelumnya, meliputi struktur, kaidah kebahasaan, dsb. Mengonstruksi Kritik Sastra Dalam menulis kritik, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membaca dan menikmati sepenuhnya karya yang akan dikritik terlebih dahulu. Selanjutnya, dapat dilanjutkan dengan beberapa langkah di bawah ini. Datalah identitas karya, catat judulnya, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dsb. Buatlah deskripsi singkat mengenai karya tersebut, terutama pada bagian yang paling banyak dinilai. Dalam karya sastra, wujud deskripsinya adalah sinopsis yang tidak boleh terlalu banyak membeberkan isi utama dari kisahnya jangan menjadi spoiler. Catat berbagai kelebihan dan kekurangan yang ditemukan. Berdasarkan data kelebihan dan kekurangan yang telah ditemukan, buatlah paragraf sederhana untuk mengungkapkannya secara jelas. Buat semua unsur struktur kritik, yakni tesis, rangkaian argumentasi, dan penegasan ulang. Ubah paragraf sederhana di atas menjadi salah satu rangkaian argumentasi. Lengkapi argumentasi dengan paragraf lain yang menyokong atau menguatkannya, termasuk kutipan ahli atau data dari penelitian dan lembaga yang relevan. Dalam proses ini, setidaknya buat satu kalimat untuk mengisi unsur tesis dan penegasan ulang. Lengkapi semua struktur kritik yang dibutuhkan, termasuk tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Lakukan proses edit untuk memperbaiki berbagai kesalahan penulisan, tata bahasa, dan ganti berbagai kata, dan kalimat yang kurang sesuai dengan kaidah penulisan teks kritik. Mengonstruksi Esai Berbeda dengan kritik, esai kebanyakan tidak mengulas atau mengkritik karya. Biasanya hal yang diulas adalah fenomena tertentu seperti fenomena bahasa, situasi politik, keadaan sosial, dsb. Berikut adalah langkah-langkah dalam menulis esai. Amatilah fenomena yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu, koran, internet, majalah, atau televisi, mengenai masalah yang sedang hangat dibicarakan aktual Tentukanlah satu bagian saja dari fenomena tersebut yang paling menarik perhatian. Pastikan kita memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut. Artinya, lakukanlah riset, observasi, hingga memperkaya literasi dalam masalah yang akan dibahas tersebut. Buatlah pandangan pribadimu mengenai topik yang telah tersebut. Siapkan argumen untuk mendukung pernyataan pribadimu, boleh juga dilengkapi dengan pendapat ahli atau data yang cukup memadai. Tulislah sebuah esai berdasarkan hal telah disiapkan sebelumnya. Jangan ragu untuk menggunakan gaya bahasa kita sendiri. Karena pada akhirnya, cara yang sama seperti menulis esai akan kita lakukan proses melengkapi struktur dan edit. Contoh Teks Kritik dan Esai beserta Strukturnya Contoh Esai Berikut adalah contoh esai menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 193 dilengkapi strukturnya di setiap sub judul. Gerr oleh Gunawan Muhamad Tesis Di depan kita pentas yang berkecamuk. Juga satu suku kata yang meledak ”Grrr”, ”Dor”, ”Blong”, ”Los”. Atau dua suku kata yang mengejutkan dan membingungkan ”Aduh”, ”Anu”. Di depan kita panggung Teater Mandiri. Teater Mandiri pekan ini berumur 40 tahun—sebuah riwayat yang tak mudah, seperti hampir semua grup teater di Indonesia. Ia bagian dari sejarah Indonesia yang sebenarnya penting sebagai bagian dari cerita pembangunan ”bangun” dalam arti jiwa yang tak lelap tertidur. Putu Wijaya, pendiri dan tiang utama teater ini, melihat peran pembangunan ini sebagai ”teror”—dengan cara yang sederhana. Putu tak berseru, tak berpesan. Ia punya pendekatan tersendiri kepada kata. Rangkaian Argumen Pada Putu Wijaya, kata adalah benda. Kata adalah materi yang punya volume di sebuah ruang, sebuah kombinasi bunyi dan imaji, sesuatu yang fisik yang menggebrak persepsi kita. Ia tak mengklaim satu makna. Ia tak berarti tak punya isi kognitif atau tak punya manfaat yang besar. Ini terutama hadir dalam teaternya—yang membuat Teater Mandiri akan dikenang sebagai contoh terbaik teater sebagai peristiwa, di mana sosok dan benda yang tak berarti dihadirkan. Mungkin sosok itu umumnya tak bernama si sakit yang tak jelas sakitnya. Mungkin benda itu sekaleng kecil balsem. Atau selimut—hal-hal yang dalam kisah-kisah besar dianggap sepele. Dalam teater Putu Wijaya, justru itu bisa jadi fokus. Bagi saya, teater ini adalah ”teater miskin” dalam pengertian yang berbeda dengan rumusan Jerzy Grotowski. Bukan karena ia hanya bercerita tentang kalangan miskin. Putu Wijaya tak tertarik untuk berbicara tentang lapisanlapisan sosial. Teater Mandiri adalah ”teater miskin” karena ia, sebagaimana yang kemudian dijadikan semboyan kreatif Putu Wijaya, ”bertolak dari yang ada”. Saya ingat bagaimana pada tahun 1971, Putu Wijaya memulainya. Ia bekerja sebagai salah satu redaktur majalah Tempo, yang berkantor di sebuah gedung tua bertingkat dua dengan lantai yang goyang di Jalan Senen Raya 83, Jakarta. Siang hari ia akan bertugas sebagai wartawan. Malam hari, ketika kantor sepi, ia akan menggunakan ruangan yang terbatas dan sudah aus itu untuk latihan teater. Dan ia akan mengajak siapa saja seorang tukang kayu muda yang di waktu siang memperbaiki bangunan kantor, seorang gelandangan tua yang tiap malam istirahat di pojok jalan itu, seorang calon fotograf yang gagap. Ia tak menuntut mereka untuk berakting dan mengucapkan dialog yang cakap. Ia membuat mereka jadi bagian teater sebagai peristiwa, bukan hanya cerita. Dari sini memang kemudian berkembang gaya Putu Wijaya sebuah teater yang dibangun dari dialektik antara ”peristiwa” dan ”cerita”, antara kehadiran aktor dan orang-orang yang hanya bagian komposisi panggung, antara kata sebagai alat komunikasi dan kata sebagai benda tersendiri. Juga teater yang hidup dari tarik-menarik antara patos dan humor, antara suasana yang terbangun utuh dan disintegrasi yang segera mengubah keutuhan itu. Orang memang bisa ragu, apa sebenarnya yang dibangun dan dibangunkan oleh teater Putu Wijaya. Keraguan ini bisa dimengerti. Indonesia didirikan dan diatur oleh sebuah lapisan elite yang berpandangan bahwa yang dibangun haruslah sebuah ”bangunan”, sebuah tata, bahkan tata yang permanen. Elite itu juga menganggap bahwa kebangunan adalah kebangkitan dari ketidaksadaran. Ketika Putu Wijaya memilih kata ”teror” dalam hubungan dengan karya kreatifnya, bagi saya ia menampik pandangan seperti itu. Pentasnya menunjukkan bahwa pada tiap tata selalu tersembunyi chaos, dan pada tiap ucapan yang transparan selalu tersembunyi ketidaksadaran. Penegasan Ulang Sartre pernah mengatakan, salah satu motif menciptakan seni adalah ”memperkenalkan tata di mana ia semula tak ada, memasangkan kesatuan pikiran dalam keragaman hal-ihwal”. Saya kira ia salah. Ia mungkin berpikir tentang keindahan dalam pengertian klasik, di mana tata amat penting. Bagi saya Teater Mandiri justru menunjukkan bahwa di sebuah negeri di mana tradisi dan antitradisi berbenturan tapi juga sering berkelindan, bukan pengertian klasik itu yang berlaku. Pernah pula Sartre mengatakan, seraya meremehkan puisi, bahwa ”kata adalah aksi”. Prosa, menurut Sartre, ”terlibat” dalam pembebasan manusia karena memakai kata sebagai alat mengomunikasikan ide, sedangkan puisi tidak. Namun, di sini pun Sartre salah. Ia tak melihat, prosa dan puisi bisa bertaut—dan itu bertaut dengan hidup dalam teater Putu Wijaya. Puisi dalam teater ini muncul ketika keharusan berkomunikasi dipatahkan. Sebagaimana dalam puisi, dalam sajak Chairil Anwar apalagi dalam sajak Sutardji Calzoum Bachri, yang hadir dalam pentas Teater Mandiri adalah imaji-imaji, bayangan dan bunyi, bukan pesan, apalagi khotbah. Hal ini penting, di zaman ketika komunikasi hanya dibangun oleh pesan verbal yang itu-itu saja, yang tak lagi akrab dengan diri, hanya hasil kesepakatan orang lain yang kian asing. Sartre kemudian menyadari ia salah. Sejak 1960-an, ia mengakui bahwa bahasa bukan alat yang siap. Bahasa tak bisa mengungkapkan apa yang ada di bawah sadar, tak bisa mengartikulasikan hidup yang dijalani, le vecu. Ia tentu belum pernah menyaksikan pentas Teater Mandiri, tapi ia pasti melihat bahwa pelbagai ekspresi teater dan kesusastraan punya daya ”teror” ketika, seperti Teater Mandiri, menunjukkan hal-hal yang tak terkomunikasikan dalam hidup. Sebab yang tak terkatakan juga bagian dari ”yang ada”. Dari sana kreativitas yang sejati bertolak. Contoh Teks Kritik Berikut adalah teks kritik sastra menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 196 dilengkapi struktur pada setiap sup judul. Menimbang Ayat-Ayat Cinta Tesis Penyampaian pendapat Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan hubungan antarmanusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan. Ini karena dalam karya sastra seharusnya terdapat ajaran moral, sosial sekaligus ketepatan dalam pengungkapan karya sastra. Begitu pula yang ingin disampaikan oleh Habiburrachman El Shirazy dalam novelnya yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Novel yang kemudian menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan karya sastra Indonesia, terutama yang beraliran islami, karena penjualannya mampu mengalahkan buku-buku yang digandrungi, seperti Harry Potter ini mengusung tema cinta islami yang dihiasi dengan konflik-konflik yang disusun dengan apik oleh penulisnya. Novel ini mengisahkan perjalanan cinta antara 2 anak manusia, Fahri sebagai pelajar Indonesia yang belajar di Mesir, dan Aisha, seorang gadis Turki. Meskipun mengusung tema cinta tidak lantas membuat novel ini membahas cinta erotis antara laki-laki dan wanita. Banyak cinta lain yang masih bisa digambarkan, seperti cinta pada sahabat, kekasih hidup, dan tentu saja pada cinta sejati, Allah Swt. Perjalanan cinta yang tidak biasa digambarkan oleh Habiburrachman. Rangkaian Argumen Nilai dan budaya Islam sangat kental dirasakan oleh pembaca pada setiap bagiannya. Bahkan, hampir di tiap paragraf kita akan menemukan pesan dan amanah. Ya, katakan saja paragraf yang sarat dengan amanah. Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian membuat novel ini menjadi membosankan untuk dibaca karena penulis tetap menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui. Gaya penulis untuk mengungkapkan setiap pesan justru menyadarkan kita bahwa sedikit sekali yang baru kita ketahui tentang Islam. Latar yang Dilukis Sempurna Hal lain yang pantas untuk diunggulkan dalam novel ini adalah kemampuan Habiburrachman untuk melukiskan latar dari tiap peristiwa, baik itu tempat kejadian, waktu, maupun suasananya. Ia dapat begitu fasih untuk menggambarkan tiap lekuk bagian tempat yang ia jadikan latar dalam novel tersebut ditambah dengan gambaran suasana yang mendukung sehingga seakan-akan mengajak pembaca untuk berwisata dan menikmati suasana Mesir di Timur Tengah lewat karya tulisannya. Bukan hal yang aneh kemudian ketika memang ’Kang Abik’, begitu penulis sering dipanggil, mampu untuk menggambarkan latar yang bisa dikatakan sempurna itu. Ia memang beberapa tahun hidup di Mesir karena tuntutan belajar. Akan tetapi, tidak menjadi mudah juga untuk mengungkapkan setiap tempat yang dijadikan latar. Bahkan oleh orang Mesir sendiri memang tidak memiliki sarana bahasa yang tepat untuk mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan. Alur cerita juga dirangkai dengan begitu baik. Meskipun banyak menggunakan alur maju, cerita berjalan tidak monoton. Banyak peristiwa yang tidak terduga menjadi kejutan. Konfl ik yang dibangun juga membuat novel ini layak menjadi novel kebangkitan bagi sastra islami setelah merebaknya novelnovel teenlit. Banyak kejutan, banyak inspirasi yang kemudian bisa hadir dalam benak pembaca. Bahkan bisa menjadi semacam media perenungan atas berbagai masalah kehidupan. Karakter Tokoh yang Terlalu Sempurna Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam novel tersebut. Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin menggambarkan sosok manusia yang benar-benar mencitrakan Islam dengan segala kebaikan dan kelembutan hatinya. Hanya saja, hal tersebut justru malah menjadi janggal karena sosok yang digambarkan terlalu sempurna sehingga sulit atau bahkan tidak ditemukan kesalahan sedikit pun padanya. Padahal, bisa jadi karakter akan menjadi lebih kuat dan manusia karena memiliki kekurangna, karena sejatinya manusia itu tidak luput dari kesalahan bukan? Jika dibandingkan dengan karya sastra lama milik Tulis Sutan Sati, mungkin akan ditemukan kesamaan dengan karakter tokoh Midun dalam Roman Sengsara Membawa Nikmat yang berpasangan dengan Halimah sebagai tokoh wanitanya. Dalam roman tersebut, Midun juga digambarkan sebagai sosok pemuda yang sempurna dengan segala bentuk fi sik dan kebaikan hatinya. Hanya saja, di sini penggambarannya tidak menggunakan bahasa-bahasa yang langsung menunjukkan kesempurnaan tersebut sehingga tidak terlalu kentara. Ini di luar bahasa karya sastra lama yang cenderung suka melebih-lebihkan hiperbola. Perbedaan yang lain adalah tidak banyak digunakannya istilahistilah islami dalam roman tersebut daripada novel Ayat-ayat Cinta. Penegasan Ulang Pembaca yang merasakan hal ini pasti akan bertanya-tanya, adakah sosok yang memang bisa sesempurna tokoh Fahri tersebut. Meskipun penggambaran karakter tokoh diserahkan sepenuhnya pada diri penulis, tetapi akan lebih baik jika karakter tokoh yang dimunculkan tetap memiliki keseimbangan. Dalam arti, jika tokoh yang dimunculkan memang berkarakter baik, maka paling tidak ada sisi lain yang dimunculkan. Akan tetapi, tentu saja dengan porsi yang lebih kecil atau bisa diminimalisasikan. Jangan sampai karakter ini dihilangkan karena pada kenyataannya tidak ada sosok yang sempurna, selain Rasulullah. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 7Fdk.
  • 3cv7pogebp.pages.dev/155
  • 3cv7pogebp.pages.dev/375
  • 3cv7pogebp.pages.dev/353
  • 3cv7pogebp.pages.dev/47
  • 3cv7pogebp.pages.dev/58
  • 3cv7pogebp.pages.dev/355
  • 3cv7pogebp.pages.dev/317
  • 3cv7pogebp.pages.dev/158
  • 3cv7pogebp.pages.dev/118
  • berikut ini yang tidak termasuk objek sebuah kritik adalah